by

Bisnis dan Kekuasaan

Oleh: Erizeli Bandaro

Tahun 1984, Mentor saya mantan Pendeta etnis Tionghoa berkata kepada saya “ kalau kamu dekat dengan bank, apapun mimpi kamu dapat terlaksana. Dan untuk dapatkan akses ke bank, kamu perlu orang yang antar kamu ke direksi bank. Kalau engga, sampai kapanpun kamu tidak akan bisa. Kecuali hanya jadikan bank sebagai lembaga pegadaain, bukan sebagai sumber dana bisnis.”

Terus siapa yang akan jadi pengantar saya? itulah tugas saya untuk menemukannya. Tahun 84 saya baru merintis pabrik amplas di Pluit. Waktu senggang sore hari saya gunakan kesempatan kursus perpajakan di Jalan kebon sirih Jakarta. Saya dapat informasi dari teman peserta kursus bahwa ada perusahaan leasing di Jalan Kemukus- Kota, Jakarta perlu konsultan pajak. Saya tertarik karena yang dibutuhkan konsultan pribadi untuk pemilik perusahaan. Ah ini jalan saya menemukan bapak angkat.

Saat pertama ketemu, ternyata Wanita. Cantik dan cerdas. Dia mengatakan yang butuh konsultan itu suaminya. Dia sendiri dirut di perusahaan itu. Saya diminta datang ke Rumahnya. Saat datang ke rumahnya yang menurut saya sederhana kalau dilihat dari kekayaannya. Pria etnis Tionghoa usia 40an tersenyum menyalami saya. “ Tadinya yang urus pajak saya ada orang lain tetapi bukan orang baik. Kamu bisa bantu saya untuk bereskan pajak saya.” katanya. Saya sanggupi tanpa bertanya berapa honor.

Setiap sore saya datang ke rumahnya. Saya kerja sampai jam 11 malam dan pulang. Sebulan kerjaan saya selesai membereskan pajaknya, itu termasuk dapatkan surat keterangan rampung pajak. Dia senang sekali. “ Tadi saya pikir kamu mau ajarin saya mengurangi pajak ternyata tidak. Kamu hebat, dik. “ Katanya. Sejak itu saya jadi akrab dengan dia. Kadang hari minggu dia undang saya ke rumah. Kami ngobrol kosong aja. Istrinya juga sangat baik ke saya. Kalau saya kerumah pasti makan malam bersama keluarganya.

Lambat laun jadi dekat sekali. Saat saya menikah, dia dan istrinya datang ke acara. Tahun 1986 saya dapatkan kredit dari Bank berkat rekomendasi dia. Kebetulan dirut bank itu teman baiknya. Ternyata dia aktifis 66. Teman pejabatnya banyak. Sehingga saya dapat ekpansi walau tanpa collateral. Berkat dia juga saya kenal dengan politisi dan beberapa boss besar etnis Tionghoa. Sampai kini walau dia sudah meninggal tahun 2005, hubungan saya dengan keluarganya tetap baik dan semua network yang dia kenalkan ke saya tetap saya jaga. Imlek saya datang. Ulang tahun saya pasti kirim bunga.

(Sumber: Facebook DDB)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed