Gibran

Oleh : Muhamad Abdulkadir Martoprawiro Beberapa rekan menulis di grup, sebaiknya Gibran berkata tegas, bahwa dirinya tidak akan jadi cawapres. Kalau tidak

Bisnis dan Kekuasaan

Oleh: Erizeli Bandaro Tahun 1984, Mentor saya mantan Pendeta etnis Tionghoa berkata kepada saya β€œ kalau kamu dekat dengan bank, apapun mimpi

Dibelakang Anies Banyak Oligarki Brengsek

Oleh : Satria Bagus Saya tertarik dengan sebuah poster tentang Anis Baswedan yang bunyinya begini : π™°π™½π™Έπš‚ π™±π™°πš‚πš†π™΄π™³π™°π™½ πš‚π™Έπ™Όπ™±π™Ύπ™» π™Ώπ™΄πšπ™»π™°πš†π™°π™½π™°π™½ πšƒπ™΄πšπ™·π™°π™³π™°π™Ώ π™Ύπ™»π™Έπ™Άπ™°πšπ™Ίπ™Έ

Gap Kaya Miskin dan Pendidikan

Oleh : Eddy Sinang Trenggono Soekarno lebih mementingkan pendekatan pemerataan kesejahteraan, daripada pertumbuhan ekonomi. Soekarno tidak pernah dengan sengaja mencetak konglomerat konglomerat.

Bisnis Konten

Oleh : Ahmad Tsauri Ada yang mengkritik seorang artis, katanya hobi cari duit dari mengkontenkan orang kecil, konten sedekah; eksploitasi orang kecil,

Bisnis Sedekah

Oleh : Siregar Azwar Entah kenapa lagi-lagi saya merasa tertampar dengan “Kasus ACT” yang sekarang sedang dikuliti oleh Tempo. Sebelumnya sebagai seorang

No More Posts Available.

No more pages to load.