Oleh : Satria Bagus
Saya tertarik dengan sebuah poster tentang Anis Baswedan yang bunyinya begini :
π°π½πΈπ π±π°πππ΄π³π°π½ ππΈπΌπ±πΎπ» πΏπ΄ππ»π°ππ°π½π°π½ ππ΄ππ·π°π³π°πΏ πΎπ»πΈπΆπ°ππΊπΈ
Kampanye populis kerakyatan yang hipokrit, munafik kata Hasan Nasbi.
Iya betul, sangat betul, munafik. Siapa yang tak kenal Surya Paloh dan Jusuf Kalla, bukankah mereka Oligarki?
Atau mungkin Anis sendiri tidak faham apakah itu oligarki?
Oligarki itu bisa berdampak baik dan buruk. Jadi saya menyebutnya oligarki putih dan oligarki hitam.
Oligarki yang baik adalah oligarki putih. Oligarki yang keberadaannya justru berdampak positif bagi kepemimpinan seseorang.
Presiden Jokowi adalah salah satu penguasa yang dibelakangnya berdiri orang-orang yang kita sebut oligarki putih. Keberadaannya justru punya arti yang sangat positif mendukung kerja presiden dalam menjalankan tugasnya.
Sedangkan oligarki hitam adalah sebaliknya. Mereka ada dibelakang penguasa dan selalu mempengaruhi sebuah kebijakan seorang pemimpin demi pundi-pundi bisnisnya agar aman dan semakin besar.
Lalu bagaimana dengan Surya Paloh dan Jusuf kalla?
Masuk oligarki yang mana keduanya ?
” Tepat “, ..Anda sudah tahu jawabannya.
Sumber : Status Facebook Satria Bagus
Comment