Oleh: Pepih Nugraha
Sulit membayangkan anda tidak menaruh belas kasih melihat foto ini melihat seorang anak yang tengah berada di dalam angkot sendirian, memakai ransel dan membawa makanan untuk dijajakan kepada calon pembeli. Anak sekecil ini sudah bertarung dengan waktu, mengakali zaman yang semakin membebani keluarganya, yaitu bapak ibunya.
Cara meringankan beban itu ialah dengan keharusan pergi keluar mengais rezeki, mungkin di sela-sela kewajibannya bersekolah untuk menjajakan barang dagangannya. Demikian ia melakukannya setiap hari.
Anda merasa jatuh kasihan karena tidak selayaknya anak sekecil itu sudah harus berkelahi dengan waktu agar ia memenangkan hidup hari itu, tentu saja dengan keuntungan dari hasil jualannya uang dalam kacamata kita pasti tidak seberapa besarnya.
Tetapi bukan sesuatu yang mengejutkan jika suatu saat anak ini akan menjadi pengusaha besar karena sejak dini mentalnya sudah terbangun, tangguh menghadapi segala situas,i mampu menghadapi segala kesulitan dan tekanan karena ia telah menciptakan atmosfer, yaitu atmosfer berusaha keras. Ini yang dipelajari di bangku sekolah atau kuliah, yakni bagaimana atmosfer itu diciptakan tidak dalam bentuk teori tetapi langsung praktik di lapangan.
Anak ini tentu saja ingin kuliah dengan hasil jualannya, barangkali… ini barangkali, tetapi yang jelas dia berharap dagangannya hari ini akan habis dan besok dia akan membawa dagangan serupa mungkin lebih banyak lagi. Kalau hari ini dia hanya untung Rp5.000 mungkin, besok dia berpikir harus lebih untung lagi dari sekedar Rp.5000, mungkin Rp.6000, Ro.7000 sampai Rp.10.000.
Dia akan berpikir harus membawa barang lebih banyak, tetapi mungkin juga atmosfer bisnis atau katakanlah naluri bisnisnya yang sudah terasah mengatakan kalau dia harus mengganti barang dagangannya yang lebih bernilai atau lebih berharga.
Caranya, bisa jadi ia akan mengganti barang dagangannya dengan es krim yang keuntungannya lebih besar dengan bentuk yang lebih kecil, item sedikit tetapi dengan keuntungan yang lebih besar. Begitu kira-kira.
Demikian seterusnya, atmosfer bisnis tercipta karena dia melakukannya langsung di lapangan, menciptakan atmosfer itu sendirian akibat desakan. Anak manja, anak mami, tidak mungki akan melakukan hal ini.
Melakukan kegiatan bisnis tidak hanya dengan teori sebab teori tidak menghasilkan apa-apa, kecuali dipraktikkan. Dan, bagi pedagang kecil seperti anak ini praktik di lapangan jauh lebih menghidupkan daripada sekedar teori yang tak pernah dipelajarinya.
Selamat pagi, semoga menginspirasi.
(Sumber: Facebook Pepih N)
Comment