Oleh : Abdul Wahab Ahmad
Satu penyakit hati yang serius banget dampaknya hingga dibahas dalam satu surat khusus di al-Qur’an (al-Falaq) adalah hasud alias galau atas kebahagiaan orang lain. Siapa yang terkena penyakit satu ini, maka hilanglah kebahagiaannya di dunia dan akhirat. Di dunia gelisah terus sebab kebahagiaannya baru muncul tatkala orang lain celaka, sedangkan itu sulit terjadi.
Di akhirat dia kehilangan pahala amal baiknya, kata sebuah hadis.Seorang ahli hikmah berkata kurang lebih: “Siapa yang hasud maka anak turunnya sulit menjadi orang berilmu”. Dalam pengamatan terbatas saya, perkataan beliau terbukti. Seseorang bisa saja menitipkan anaknya dalam lembaga pendidikan terbaik, memberikan fasilitas penuh untuk itu, tapi si anak hasilnya biasa-biasa saja.
Kalau pun ada ilmu yang didapat, maka biasanya ada seribu uzur untuk tidak mengamalkan atau mengajarkannya sehingga tidak tampak buahnya di masyarakat. Di antara faktornya bisa jadi karena orang tuanya punya sifat hasud, terutama bila hasudnya pada orang berilmu. Jadi, bila ada dai hasud pada dai lain, ustadz hasud pada ustadz lain, Kyai hasud pada Kyai lain, cendekiawan hasud pada cendekiawan lain, tokoh hasud pada tokoh lain, maka lihat saja anak keturunannya biasanya sulit sukses di bidang tersebut.
Sebaliknya, bila seseorang ikut bahagia atas kesuksesan orang lain dalam suatu bidang, maka biasanya anak turunnya akan diberi kemudahan untuk sukses dalam bidang tersebut.
Sumber : Status Facebook Abdul Wahab Ahmad
Comment