by

Surat Terbuka Kepada Cak Nun

Andapun langsung defensif, merespon saya. Tapi ya saya jadi semakin memahami siapa anda. Tapi saya bukan ngambekkan cak, saya terus ikut pengajian anda meski kadang duduk baris paling belakang, kadang tengah, tanpa niat bertanya lagi, saya hanya menikmati guyon2 anda. Karena substansi soal ideologi itu sudah saya pelajari dari dosen dan baca2 buku. Termasuk betapa lemahnya teori demokrasi anda.

Matinya Tiga Pendekar Jombang.

Saya awalnya ta’zim dengan tiga pendekar mabok dari Jombang. Allahu Yarham Cak Nur, Allahu Yarham Gus Dur, dan Panjenengan Cak Nun. Tapi kerendah hatian Cak Nur dan Gus Dur serta keluasan ilmu beliau berdua itu patut dipuji dan perjuangan untuk pluralismenya jelas hingga akhir hayat beliau2.

Secara jasad panjengan masih hidup, tapi kerendahan hati benar2 hilang dari anda dengan membully ketidakmampuan Presiden Jokowi berbahasa Inggris, toh Presiden Soeharto yang anda sowani itu juga nggak pinter bahasa Inggris.

Pun akhirnya buah dari kependekaran ilmu anda juga sungguh asem bahkan pahit, ketika anda merasa tinggi hati dan maaf sombong akan terhina jika anda datang ke istana memenuhi undangan Presiden Jokowi, sementara anda merasa terhormat begitu sowan ke istana atau mingkin cendananya Presiden Soeharto.

Apakah jika kutukan Tuhan pada Prabowo yg menjadi menang presiden anda akan dengan angkuh anda tolak karena merasa hina? Cak Nun Ikhlas dan Sombong itu kadang tipis bedanya, karena sombong ikhlas itu kerja hati.

Mbok yao anda sisa dari 3 pendekar dari Jombang hidup lagi. Kalau karena pilihan politik anda bukan pada Jokowi anda nggak perlu koar, menolak dengan merasa hina. Siapa anda? Bukankah merasa terhormat itu nggak usah dipamerkan dengan teriak merasa terhina jika menolak undangan. Anda sering ingatin kewajiban muslim itu salah satunya memenuhi undangan. Toh kalau harus menolak undangan tidak dengan kalimat jumawa.

Surat terbuka ini diinspirasi dari pertanyaan natizen yg dalam pertemanan FB, WA maupun twiteer saya. Siapa cak Nun itu? Mungkin dari 263 juta warga negara yo nggak ada 1/4nya yang kenal anda, seperti halnya tidak ada sekuku ireng yg kenal saya. Tapi saya mengenal anda dari tulisan-tulisan dan pengajian langsung dan youtubenya.

Hiduplah seperi Cak Nur dan Gus Dur dalam hal rendah hati meski prinsip dan politiknya berbeda.

Salam

Sumber : Status Facebook Sudarto Toto

 

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed