Oleh : Fritz Haryadi
Begini, kalau saya sedang umumkan bahwa gubernur Papua buron KPK, saya jelas tidak bisa diharap peduli dengan kasus walikota cilegon.
Sebabnya sebabi berikut.
Pertama, walikota itu di bawah gubernur.
Kedua, cilegon itu ditulis dengan huruf kecil, sedangkan Papua dengan huruf besar.
Ketiga, walikota cilegon mau wangi mayat anaknya kek, mau fellatio penisnya pemuka agama non-islam siapa kek, mau kasih pantatnya disodomi ulamak siapa kek, gimana saya peduli, wong gubernur saya lagi buron KPK.
Gubernur Papua buron KPK itu kabar baik yang bobotnya lebih mulia daripada nenek lu disalome satu truk personil persib.
Keempat, cilegon itu saya tahu bukan kandang persib, tapi kan sama-sama ditulis dengan huruf kecil, jadi ya sama-sama saya anggap hina.
Kelima, jangankan walikota cilegon, you mau alihkan asu pakai walikota citempik pun tetap saya tidak pedulikan, sebab cilegon dan citempik sama-sama ditulis dengan huruf kecil.
Keenam, pengalihan asu bisa berhasil kalau asu yang dipakai misalnya bahwa 40% penduduk pulau Jawa mati mendadak, sebab hanya itu yang bisa bikin saya lebih gembira daripada gubernur Papua buron KPK.
Sumber : Status Facebook Fritz Haryadi
Comment