by

Young Writer

Oleh : Vinanda Febriani

Soal bocah yang lagi viral itu. Dia sepantaran saya, kami cuma beda setahun saja kalau saya nggak salah ingat.

Saya dulu fans berat tulisannya, tapi setelah kemudian saya tau kasus “plagiat” dia, saya agak mundur. Tapi saya tetap mau menjalin pertemanan baik dengannya.

Bahkan ketika beberapa kali ada kabar rumahnya didatangi kelompok yang tak sependapat dengan apa yang ia tulis, saya sempat dihubungi ‘orang terdekat’ dia saat itu, untuk membantunya supaya ‘diamankan’ oleh Banser. Dia tahu, karena kala itu saya cukup dekat dengan beberapa petinggi GP Ansor dan Banser.

Saya ingat betul, guru Bahasa Inggris di sekolah saya dulu, Pak Muslih namanya, adalah fans dia. Setiap kali saya bertemu beliau di sekolah, sering ia bercerita tentang tulisan si gadis itu. Pak Muslih telah berpulang, 23 Oktober 2017 lalu.

Cukup lama saya dan gadis itu tak saling menyapa. Saya kira akun Facebook miliknya diretas, atau memang non-aktif, karena kabarnya dia sering menonaktifkan ponselnya demi ketenangan batin.

Tapi rupanya tidak, saya diblokir. Entah alasnya apa.

Saya tahu itu ketika saya iseng bikin akun alter Facebook, cuma buat stalking akunnya saja. Ternyata masih aktif. Dan beberapa orang yang tak sependapat dengannya, ia “rujak” di Facebook, lewat kekuatan followersnya.

Terakhir, sebelum kami benar-benar tidak berkontak, saya dapat nomor Whatsapp dia dari grup WA. Kita satu grup WA di sebuah forum. Iseng saya ngechat dia.

Dia tidak merasa memblokir, apalagi saya. Lalu, siapa yang memblokir?

Tapi saya kemudian tau jawabannya setelah selang beberapa lama, tanpa alasan, tiba-tiba WA saya juga turut diblokir olehnya :)) padahal saya tak merasa punya salah apa-apa. Maksudnya, saya chat dia juga formalitas tidak ada kepentingan apa-apa, tak menyinggung siapa-siapa. Hahaaha ya sudahlah…

Beberapa waktu sebelum case ini viral, ada satu akun Twitter yang saya dan ‘mantan orang terdekat’ dia duga kuat adalah akun alter si gadis itu. Sebagai ‘mantan orang terdekat’ tentu dia lebih tau karakter gadis itu, dibanding saya yang hanya kenal sewajarnya. Dugaan itu ia lihat dari: foto profil hingga tata bahasanya yang identik dengan sosok si gadis yang ia kenal.

Di akun itu saya lihat, ada hinaan kepada Mbak Kalis sebagai aktivis yang getol menyuarakan feminisme. Saya lupa tepatnya bagaimana, namun sekitar sebulan kemudian saya lihat lagi akun itu sudah hilang.

Di case ini, saya memilih cuma komen “Oh, gitu..” karena sebenarnya saya sudah tahu, sebagian kecil dari kisah itu, dari orang-orang yang pernah dekat dengannya.

Doa

terbaik, semoga tidak terjadi apa-apa dengannya di sana…

Sumber : Status Facebook Vinanda Febriani

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed