Oleh : Nikmatul Sugiyarto
Suasana hari ini pecah di tengah acara pelepasan purna tugas Ganjar Pranowo, yang diselenggarakan di halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah. Banyak acara terselenggara di sana, mulai dari kesenian hingga penjajakan dagangan UMKM. Memang tepat hari ini, masa jabatan Ganjar habis.
Tangis haru pecah saat Ganjar mengucapkan sepatah-dua patah kata, setelah menyalami barisan rekan kerjanya di kantor gubernur. Dia banyak berterimakasih kepada warga atas bantuannya selama ini, atas gotong-royong yang terjalin selama kepemimpinannya berjalan. Tak berhenti di sana, ucapan permohonan maaf juga terlontar, terhadap kesalahan dan tindak-tanduknya yang kurang berkenan da hati warga Jateng.
Potongan kalimat demi kalimat yang Ganjar tumpahkan sore tadi, berhasil mengundang kepedihan mata. Kisahnya 10 tahun membersamai Jateng terekspose singkat lewat cerita orang terdekatnya. Ya ada dokumentasi kecil dari orang terdekatnya, mulai dari sopir, ART, tukang pijat hingga kawan jajarannya dalam bertugas. Tidak ada dari mereka yang mengatakan jelek, karena memang begitu adanya seorang Ganjar.
Dia tidak pernah membedakan warganya, semua dianggap temannya yang selalu menanyakan “sudah makan atau belum?”. Ganjar yang memanusiakan manusia, memberikan pekerjaan mereka walau dalam geraknya sudah kurang maksimal karena faktor umur. Tidak diberhentikan, justru dia yang merewat orang tua itu dengan memperkerjakannya dengan beberapa garapan.
Caci dan maki yang menghinggapinya adalah bentuk ujian selama menjadi pemimpin. Tapi hal itu yang membuat sesak orang terdekatnya. Karena dia orang yang tulus ikhlas mlayani rakyatnya, tapi selalu mendapat cacian dari berbagai kalangan. Selama 10 tahun terakhir saja banyak perubahan yang dihasilkan dari amanah yang diembannya.
Kemiskinan yang menjadi biang gaduh dari mulut julid haters, berhasil dientaskan dengan signifikan oleh Ganjar. Tapi makian sering muncul, yang mengatakan Jateng provinsi termiskin. No, itu salah. Itu hoax karena bicara tanpa data.
Selama dua periode Ganjar terus melakukan usaha untuk menyusutkan angka kemiskinan, hingga berhasil mengeluarkan warganya dari derita kemiskinan sampai satu juta jiwa lebih. Tidak akan berhasil jika hanya satu sumber dana dan satu program saja yang dijalankan. Ganjar menyalurkan banyak gagasan untuk menyapu kemiskinan.
Mulai dari bidang pendidikan, ia merintis tiga SMKN Jateng gratis untuk anak tidak mampu bersistem boarding school. Lalu bertambah 15 SMKN Jateng gratis bersistem semi boarding school. Bukan hanya membantu biaya sekolah anak muda, tapi generasi muda berintegritas dicetak di sana.
Setelah lulus, karir cemerlang membuntuti anak-anak di sana hingga bisa membantu perekonomian keluarganya. Berkat gagasan inovatif yang diinisiasi Ganjar, banyak daerah mengadopsi program itu untuk daerahnya masing-masih. Bahkan yang terbaru Presiden Jokowi sudah mewacanakan sekolah kejuruan gratis gagasan Ganjar ini untuk semua anak tidak mampu di seluruh Indonesia.
Itu baru satu efektifitas yang diangkat dalam kinerja Ganjar. Ada berbagai program yang dibuat sang gubernur untuk melayani warga Jateng. Seperti dibantukannya para pelaku UMKM lewat modal ringan dalam peminjaman modal, hingga diendorsekannya barang UMKM mereka lewat Lapak Ganjar. Bukan hanya dalam Jateng dan luar Jateng, tapi beberapa olahan tangan para warganya sudah tembus sampai kelas internasional.
Selain itu ada penurunan stunting yang masif, pembangunan puskesmas lebih dari 70 biji, revitalisasi pasar lebih dari 70 buah, pembangunan embung lebih dari 1.000 untuk keperluan petani, memfasilitasi nelayan lewat aplikasi Siandin hingga kartu untuk memenuhi kebutuhan mereka. Berjalan ke infrastruktur di perdesaan, Ganjar melakukan pemerataan yang luar biasa di sana.
Bukan hanya perkotaan tapi juga ke pelosok desa, sampai munculah desa wisata, desa Energi Baru Terbarukan (EBT), pengadaan listrik di pelosok Karimunjawa, pembangunan jalan desa, jambanisasi, dan konstruksi lainnya. Di dalam menjalankan tanggungjawabnya, etos kerja digaungkan kerasa untuk menghadirkan kemajuan di Jateng. Untuk melaksanakan semua tugasnya, Ganjar terus mengajak warganya untu bersama gotong-royong. Seperti pembangunan jalan di desa, selain dana dari pemerintah ada warga yang mau memberi bantuan dari baan material sampai jasa konstruksinya. Semua akan rungkad jika yang dipakai uang APBD, maka sumber dana harus digalang dari berbagai mata. Dari CSR, penggalamgan Baznas dari zakat mal ASN, sampai gotong-royong warganya.
Namanya saja gotong royong ya, jadi yang punya lebih memberikan lebih juga, sedangkan yang punya sedikit ya semampunya. Indah jalinan kasih yang Ganjar pupuk bersama warganya. Untuk terus melanggengkan kehidupan damai seperti ini, gubernur dua periode itu harus merangkul semua kalangan warganya tanpa pandang bulu. Dari anak muda, dengan mencari dan memberikan apa yang mereka mau. Sampai di kalangan orang tua, yang suka dengan gaya ramah, sopan nan luwes dalam berinteraksi. Mau turun ke bawah membersamai mereka menjadi hal besar yang mereka sukai.
Selain itu ada penyandang disabilitas yang menjadi pusat perhatian seorang Ganjar juga. Peraturan daerah yang melindungi hak mereka berhasil diluncurkan agar mereka mendapat spirit kemanusiaan dari pemimpin dan saudara-saudara di sekitarnya. Setiap kegiatan selalu disupport penuh, begitu dengan kegiatan mereka yang terus digerakkan Ganjar agar tidak tergerus oleh banyaknya sikap dan sifat modernitas orang-orang terkini. Diantaranya memberdayakan mereka lewat pelatihan keterampilan/sofskill, menyetarakan mereka di lingkungan pemerintah di barisan ASN, supporting di ajang kejuaraan olahraga dan masih banyak lagi.
Semua dilakukan Ganjar untuk dan demi kesejahteraan hidup warganya. Hal-hal yang mengganggu seperti virus korupsi dari berbagai bentuknya menjadi hal yang harus dituntaskan. Pengimplementasian tagline “Mboten korupsi, mboten ngapusi” terus berjalan 10 tahun kepemimpinannya.
Konsisten memberantas pungli di bermacam sektor adalah bukti komitmennya membasmi gerakan korupsi di Jateng. Satu manfaatnya telah dirasakan barisan sopir truck di Jateng, bukan hanya Jateng dampak nyatanya juga dirasakan manis oleh sopir truck di Jabar dan Jatim. Berawal dari sidak Jembatan Timbang di Subah Kabupaten Batang, oknum pungli minggat jauh dari hadapan sopir truck.
Semua karena Ganjar yang solutif mengerahkan koneksitasnya, untuk memutus mata rantai pungli yang menjamur di Jembatan Timbang dan daerah-daerah lainnya. Sekarang para sopir sudah menemukan mafaat yang besar dari tindakan dan sikap tegas seorang Ganjar, tidak lagi ada oknum nakal yang meminta setoran uang di jalanan.
Ucapan terimakasih hingga sayang diungkapkan barisan mereka kemarin lewat kopdar truck nusantara geruduk gubernuran. Ucapan terimakasih mereka sampaikan, doa dan harapan pun terlontar agar Ganjar sukses dalam meniti kepemimpinan ke depannya.
Sebesar itu perjuangannya, sebanyak itu kontribusinya untuk melayani warganya. Maka banyak air mata jatuh saat dia sudah sudah menyelesaikan tugasnya dengan baik. Waktunya sudah habis, waktunya untuk undur diri dari hadapan warga Jateng. Pesannya satu, agar persaudaraan mereka tidak putus dan silaturahmi mereka tetap terjaga.
Terimakasih Pak Ganjar, ucapan itu terlantun tulus dari setiap warga yang hadir di sana. Walaupun masa jabatannya sebagai gubernur sudah berakhir, tapi jasa besarnya terkenang indah. Semua cerita yang dibuat Ganjar selalu bersemi di hati Jateng dan warganya. Seperti bunga yang mekar, harumnya merebak dan akan selalu ada di hati warganya.
Sumber : Status Facebook Nikmatul Sugiyarto
Comment