by

Ojo Keminter

Oleh : Agung Wibawanto

Mbok sekali-kali, antar partai, antar politisi itu saling memuji, tidak saling menghujat. Tentu rakyat akan lebih senang dan sejuk melihatnya–Jokowi (Acara HUT Partai Perindo, 7/11).

—————————– 🙏

Mendengar perkataan di atas seolah bukan keluar dari mulut seorang presiden, melainkan serasa mendengar nasehat alim ulama. Bagaimana Presiden Jokowi bisa berkata seperti itu setelah beberapa hari lalu kelompok Penggaduh menghujat hingga menuntut dirinya mundur sebagai presiden.

Dianggap tidak becus mengurus bangsa dan negara hingga Indonesia mengalami krisis dan rakyat menderita. Ya, sekadar “dianggap” mungkin bagi Jokowi tidak menjadi masalah. Jokowi pun tidak merasa perlu untuk menjawab. Dia rela dihujat oleh segelintir kelompok Penggaduh, tapi menyelamatkan bangsa negara dan rakyat dari keterpurukan akibat krisis global.

Jika mau mencari dan membaca referensi pemberitaan, justru kebijakan pemerintah selama ini sudah tepat. Perekonomian Indonesia tetap kokoh ketimbang negara-negara lain. Berikut laporan dari BPS yang tidak digembar-gemborkan presiden Jokowi sebagai keberhasilannya.

BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 1,81 persen pada kuartal III 2022 kemarin. Dengan realisasi itu, ekonomi Indonesia berhasil tumbuh 5,72 persen secara tahunan (year on year). Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh beberapa faktor.

Salah satunya, upaya pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat dari sejumlah tekanan ekonomi, salah satunya memberikan perlindungan sosial dalam bentuk bansos. Respon tersebut katanya ditandai dengan meningkatnya realisasi penyaluran perlindungan sosial sebesar 12,46 persen secara year on year dan subsidi energi, BBM sebesar 111,96 persen.

Kelompok Penggaduh yang mengaku dan selalu membawa-bawa identitas (Islam) menghujat tapi justru Jokowi mendapat penghargaan dari lembaga yang nota bener berasal dari negara Arab. Jokowi dianggap sebagai salah satu muslim yang paling berpengaruh serta membawa misi perdamaian.

Hal seperti ini sudah pasti tidak dapat ditangkap oleh kaum Penggaduh. Atau mungkin saja mereka tahu, tapi karena bebal mereka terus menyangkal dan nafsu menjatuhkan presiden. Yang saya heran, pemerintah (presiden) masih saja terus berbaik hati membiarkan mereka bersuara menebar kebencian.

“Ikuti saja keinginan lawan, maka lawan akan terjebak oleh keinginannya sendiri…” Ini trik permainan catur klasik, yang hanya bisa diterapkan oleh orang yang sabar namun cerdik. Dalam sepak bola juga sering dijadikan strategi, bermain terlalu dalam dan bertahan di wilayahnya sendiri guna memancing lawan maju jauh dari pertahanan, dan di saat yang tepat melakukan counter attack yang cepat.

Si Legenda Muhamad Ali juga kerap berlaku seolah akan kalah karena hanya membuat double cover menerima pukulan sambil menggunakan “trik” terhuyung-huyung, namun sesungguhnya itu menguras tenaga lawan, dan pada saat yang tepat berkelit, melepaskan diri lalu…. boom!!

Orang Jawa memiliki filosofi, jika kaki kirimu diinjak, maka berikan kaki kananmu…. “Ngono ya ngono ning ojo ngono…” Mentang-mentang dituruti, terus maunya mengatur-ngatur, maunya dituruti semua keinginan. No way… mengalah bukan berarti takluk. Mengalah adalah salah satu bentuk penghormatan, namun jika tidak bisa dihormati bahkan inginnya menyakiti, maka tidak ada pilihan lain… Gebuk!

Sumber : Status Facebook Agung Wibawanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed