Oleh : Munawar Khalil
Para penggerak dunia digital, mendefinisikan hidup adalah drama tentang pengambilan sebuah keputusan. Artinya apa yang kita dapati hari ini adalah buah dari keputusan kita kemaren. Apa yang akan kita dapati pada masa yang akan datang, adalah buah dari keputusan kita hari ini. Disebut drama, karena meliputi keadaan bahagia, senang, sedih, menderita, dan juga rasa sakit. Jika berkaca dari definisi ini, maka takdir atau nasib yang selamai ini menjadi sandaran kepasrahan kita, menjadi tidak relevan alias malfungsi.
Nah, dalam Sistim Pemerintahan Berbasis Elektronik atau biasa disebut dengan E-Government di daerah ini, landasan pergerakannya mengacu kepada Perpres 95/2018, Perbup 33/2019 dan validasi Perpres 132/2022. Keseluruhan regulasi tersebut membuat penegasan penting, bahwa sistem tata kelola pemerintahan wajib menggunakan sistem TIK. Itu artinya, SPBE bukanlah pilihan untuk kita saat ini dan di masa depan, sistem ini adalah keharusan. Karena keharusan ia sangat menentukan bagaimana kehidupan kita selanjutnya untuk meraih rasa nyaman, bahagia, atau senang tadi. Kalo dalam bahasa kelompok digital ia disebut dengan ‘pengarusutamaan’.
Ketika SPBE yang cakupannya dunia teknologi informasi menyeluruh, buku Lesson 21 adalah suplemen terbaik mengiringi para penggerak transformasi digital dalam mengasistensi penyusunan dokumen arsitektur SPBE. Buku ini adalah buku bergizi setelah Sapiens dan Homo Deus yang ditulis Harari. Ia menerangkan bagaimana revolusi teknologi informasi memuncaki peradaban manusia di abad 21. TI betul-betul telah mengubah tatanan dan pola hidup kita. Bahkan Harari meramalkan, revolusi inilah yang akan mengakhiri peradaban kita dengan segala sesuatu yang benar-benar berbeda.
Di samping itu, Harari memetakan ada revolusi lain yang mendahului revolusi teknologi informasi ini yaitu revolusi biologi organismik. Seperti diketahui, saat ini kita tengah berada di dua pertemuan revolusi besar, yaitu biotek dan infotek. Bio teknologi, ketika para ahli biologi merumuskan kode-kode genetika dalam tubuh untuk merangkai kemampuan survival otak dan perasaan kita. Sedangkan informasi teknologi, ketika para ilmuwan komputer memberi kita kekuatan algoritma pemrosesan Big Data khusus untuk tubuh, DNA, genom, dan kepribadian, dalam mendukung proses biologi evolusi.
Yang paling manakjubkan adalah gabungan keduanya yang mampu menghasilkan temuan penting di bidang kedokteran ketika segala macam bentuk penyakit bisa dideteksi jauh sebelum ia terjadi. Sistem komputasi perhitungan sensor biometrik komputer yang sudah merekam aktifitas tubuh kita misalnya, akan mampu melacak ada virus influenza yang mulai aktif dan akan mengakibatkan kita sakit.
Secara konstan biometrik komputer memberitahukan hal ini, dan merekomendasikan apa yang harus kita lakukan termasuk obat medis apa yang harus kita konsumsi, sehingga kita tidak jadi sakit. Namun tidak itu saja, dari sisi biologis algoritma Big Data juga mampu membaca orientasi seks seseorang sebelum ia kebingungan terhadap orientasi tersebut. Dan yang paling mengesankan, ia kapabel mengarahkan minat, bakat, dan kemampuan siswa dalam memilih studi yang tepat berdasarkan kecenderungan aktifitasnya yang direkam sensor biometrik. Tidak ada siswa yang salah mengambil jurusan di masa depan.
Inilah perubahan mendasar yang terjadi pada abad 21 ini. Ketidakbahagiaan kita karena kesalahan dalam mengambil keputusan di masa lalu, akan direduksi oleh artificial intelligence.
Namun pertanyaannnya; benarkah kita akan bahagia? Di zaman kebingungan ini Harari menyatakan itu sangat relatif. Maka ketika dunia dibanjiri informasi yang tidak relevan, kejelasan adalah kekuatan.
Sumber : Status Facebook Munawar Khalil
Comment