Oleh : Asrof Husin
Manusia fosil itu takut kepada pemikiran yang berbeda, benci kepada yang berfikir kritis, progresif, menolak perbedaan tafsir.
Bahwa pemikiran merekalah yang paling benar, tafsir merekalah yang paling benar.
Mereka tidak akan menerima berbeda pendapat dan akan bilang dan menyerang dengan perkataan : liberal, murtad, sesat dan kafir.
Manusia fosil itu ego dan keangkuhannya sangat tinggi, tidak pernah introspeksi diri, tidak akan pernah bisa menghargai dan menghormati perbedaan pendapat dan pendapatnyalah yang paling benar sendiri.
Manusia fosil itu tetap mempertahankan pendapat2 zaman dahulu ada yang sudah tidak relevan lagi untuk zaman sekarang yang tetap dipaksakan, beragama dengan sangat fanatik terhadap mazhab, beragama dengan kefanatikan sehingga tenggelam didalam kebodohan.
Manusia fosil itu beragama sangat keras dan sangat kaku, sedikit2 bid’ah, syirik, musyrik, haram, sedikit2 tidak ada contoh nabi dan akan masuk neraka, mereka mengklaim hanya mereka saja yang paling benar beragama.
Manusia fosil itu beragama dengan sangat benci perbedaan dan keberagaman, benci agama lain, benci toleransi, benci budaya asli negeri sendiri. Mereka tidak akan pernah menciptakan kedamaian dan kerukunan.
Manusia fosil itu dalam beragama selalu menindas dan mendiskriminasi perempuan dengan hukum agama versi mereka sendiri.
Manusia fosil itu tidak akan bisa diberi pencerahan, memori otaknya sudah penuh dengan kebodohan, dengan doktrin buta, hanya jadi pengikut buta.
Manusia fosil itu dalam beragama hanya sibukkan kulitnya saja, sedangkan hakikatnya tidak pernah ada.
Manusia fosil itu berjalan mundur dan tidak pernah berjalan maju.
Manusia fosil itu beragama dengan kebencian, permusuhan dan tidak pernah ada cinta.
Manusia fosil itu hatinya lebih keras dari batu.
Manusia fosil itu mengklaim hanya mereka saja pemilik surga, tetapi dalam kehidupan nyata mereka menciptakan neraka.
Manusia fosil itu dalam beragama hanya sibukan selangkangan dan tidak pernah sedikitpun menyentuh kemanusiaan.
Manusia fosil itu dalam beragama tidak pernah menggunakan akal sehat.
Hidup diabad dua puluh satu tetapi akalnya dizaman batu.
Rahayu.
Sumber : Status Facebook Asrof Husin.
Comment