Oleh : Arya Hadi Darmawan
Childfree (not having any children by choice – tidak mau punya anak sebagai pilihan hidup) adalah situasi dimana pasangan suami isteri tak ingin diganggu oleh ribetnya bayi yang lahir. Bisa jadi dan mungkin saja sebuah pasangan suami-isteri mempunyai anak, tetapi secara sengaja pasangan ini tak mau diganggu oleh kehadiran anaknya. Rumahtangga mereka ingin bebas dari aneka tangis, ganti popok, menimang sang anak, sehingga anaknya dititipkan ke kakek-neneknya atau pihak lain sebagai pengasuhnya. Bagi sang anak, keputusan ini bisa berakibat tidak baik karena sang anak tidak mengenal dekat ayah dan bundanya serta kehilangan perkembangan psikologis kasih sayang yang dibutuhkan di masa pertumbuhan hidupnya.
Childless (having no children in the family for a greater freedom, for more financial benefits, for fewer worries of problem, for career flexibility) adalah keadaan pasangan yang secara sengaja tetapi bisa juga karena alasan medis/kesehatan, menganut pendapat tak mau mempunyai anak. Sikap ini menjadi gaya hidup baru sebagian pasangan muda di beberapa negara Eropa. Mereka sengaja ber-KB karena tak ingin mempunyai anak samasekali dalam rumahtangga mereka.
Maksud dari pilihan ini, agar mereka (suami dan isteri) tetap dapat memelihara mobilitas tinggi dalam berkarir. Mereka tak mau ribet dengan urusan bayi, balita, anak, hingga remaja. Tetapi, mereka juga dianggap selfish dan tak bertanggungjawab dalam masyarakat, karena kebahagiaan mereka tanpa anak ini membuat keseluruhan tambahan jumlah populasi penduduk di seluruh negeri menurun dari tahun ke tahun, akhirnya minus.
Beberapa negara di Eropa kini menghadapi pertumbuhan penduduk yang minus. Artinya, jumlah penduduknya menurun terus dari tahun ke tahun sebagai akibat tak adanya jumlah kelahiran bayi yang memadai.
Jadi, anda para milenial, mau pilih child-free atau child-less atau family with children – secara normal? Sudah dipikir masak-masak plus dan minusnya?
Salam pagi
Sumber : Status Facebook Arya H Dharmawan
Comment