by

Khilafers : Nanggala adalah Tumbal Kekuasaan Bodoh dan Dzalim

Oleh : Ainur Rofiq Al Amin

1. Kelompok khilafers seperti AK ini nampak tidak berduka atas musibah Nanggala. Mereka malah mengkapitalisasi musibah yang membuat rakyat NKRI berduka. Tujuannya tiada lain untuk memojokkan dan mencekik pemerintah yang absah secara hukum dan agama.

2. Tentu kritik atas pemerintah kalau berbasis data akan sangat saya dukung. Karena saya masih tetap berpandangan, akan selalu ada saja oknum pemerintah maupun politikus yang culas dan zalim. Namun kalau kritik yang dilakukan kelompok sakit hati karena dibubarkan, pasti muatannya ingin mendelegitimasi pemerintah dan menghancurkan marwah pemerintah.

3. Memang standar baku strategi menegakkan khilafah ala khilafers adalah mencari-cari kesalahan penguasa walaupun penguasa itu tidak memusuhinya. Maka bisa dibayangkan kalau penguasa itu tidak hanya memusuhi, tapi malah membubarkan, tentu amarah dan dendam kesumat tujuh turunan akan disuarakan berulang-ulang.

4. AK bilang, “Yang menarik, tulisan Prof MDR tidak saja mengulik aspek saintis khususnya berdasarkan kepakaran beliau di bidang kemaritiman dan perkapalan untuk menjelaskan kausalitas tenggelamnya KRI Nanggala-402 milik TNI AL. Tetapi penalaran yang bersifat metafisika, yakni adanya kemungkinan 53 awak kapal KRI Nanggala memang sengaja dijadikan tumbal oleh pihak tertentu bagi raja jin Laut Selatan.” Apa juga maksud AK itu? Kalau AK menuduh penguasa percaya mistik berupa tumbal, nampaknya AK tidak sadar bahwa dia juga mempercayainya dengan bukti ucapannya “…penalaran yang bersifat metafisika….”

5. AK menulis, “Orang bodoh (Ruwaibidhah) yang mengurus urusan publik, bisa didefinisikan sebagai orang yang menjalankan kekuasaan tanpa ilmu, baik ilmu syar’i (agama) maupun ilmu sains. Kenyataan, kekuasaan yang dijalankan oleh rezim dapat dikualifikasikan jenis ini.”Nampaknya AK tidak nggrayahi gitoknya (meraba dirinya sendiri). Dia menuduh penguasa bodoh karena tidak menguasai ilmu agama dan sains. Padahal di pemerintahan ada KH. Ma’ruf Amin dan banyak para ahli agama yang lain. Di pemerintah juga banyak pakar sains yang satu orang mendalami satu keilmuan.Heran bin anehnya, AK menuduh penguasa yang begitu banyak ahli di bidang masing-masing tanpa rangkap keahlian.

Namun si AK ini malah dirinya ditempeli banyak keahlian:A. Dia Tim pembela HTI saat dibubarkanB. Dia ikut komentar bak ahli hukum masalah FPIC. Dia ikut komentar masalah SugikD. Dia merasa ahli bidang politik Islam E. Dia merasa ahli ekonomi IslamF. Dia malah mengaku sastrawan di bidang politik G. Mungkin dia juga ahli raja jin pantai selatan.Apakah itu masuk kebodohan atau kepongahan atau terlalu sering mengkritik penguasa sehingga lupa bahwa dirinya bisa termasuk bagian yang diomongkan itu?Lupa daratan dengan menyebut penguasa bodoh karena tidak ahli ini ternyata tidak hanya membuat dirinya lupa, tapi juga lalai bahwa kawan seperjuangan sesama khilafers, yakni Prof MDR sama sekali tidak dikritik saat Prof MDR bicara politik Islam.

Apakah Prof MDR memang punya keahlian ganda? Namun memang kebanyakan mengkhayal khilafah ala HT bisa lupa diri. Anda orang HT jangan membantah dan menolak bahwa khilafahmu saya sebut ala HT. Kalau membantah akan saya sebut khilafah ala ISIS lho!***Membayangkan di atas laut sambil membaca Asmaul Husna sambil menyerap maknanya maka begitu indah dan begitu agung plus perkasaNya Gusti Pengeran. Saya juga membayangkan kalau di kapal selam dalam kondisi gelap dan tetap bertahan tentu hanya patriot, pemberani, ahli dan cinta NKRI saja yang mampu. Kepada seluruh awak Nanggala Al Fatihah. https://youtu.be/JHgXOraLPS4***

Sumber : Status Facebook Ainur Rofiq Al Amin

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed