by

KeIndonesiaanku

Oleh : Agoes Ibrahim

Saya terlahir dari papa mama Tionghoa. Papa saya marga Liem. Aslinya marga Tjoa tapi berhubung engkong saya nakalnya kebangetan, istrinya puluhan, maka papa menolak mengakui engkong saya sebagai ayahnya. Papa saya angkat orang tua pada famili bermarga Liem. Jadilah keturunannya bermarga Liem. Mama saya marga Sie. Engkong dari mama lahir di Tiongkok yang bermigrasi ke Indonesia dan mendarat di Pekalongan, Jateng.

Bagi generasi tua yang asli Pekalongan, pasti tau engkong buyut saya. Beliau punya rumah yang dinamai Gedong Gajah oleh warga Pekalongan karena di halaman rumahnya yang sangat luas itu ada patung gajah yang besar dan banyak patung lainnya. Papa saya berpendidikan Belanda. Mama saya lulusan sekolah Tionghoa, bahkan waktu mudanya pernah jadi guru di sekolah Tionghoa. Melihat situasi politik zaman itu, papa saya melarang mama mengajarkan bahasa Tionghoa kepada anak-anaknya.

Jadilah kami anak-anaknya tak bisa berbahasa Mandarin, bahasa nasional Tiongkok atau Hokkian, suku kami. Papa saya sangat cinta Indonesia… dia ingin saya berjuang untuk Indonesia melalui jalur politik. Sejak saya duduk di bangku SD, papa beli banyak buku sejarah nasional, sejarah dunia, peta untuk saya pelajari. Akhirnya saya hafal sejarah dan peta Indonesia sampai hari ini. Didikan papa telah membentuk saya menjadi pribadi yang cinta tanah air…. Setelah dewasa, setiap ada kunjungan kerja atau travelling ke suatu daerah, yang pertama saya kunjungi bukan mall nya tapi peninggalan-peninggalan sejarah dan makam para pahlawan.

Waktu ke Manado, saya mengunjungi makam Tuanku Imam Bonjol di Pineleng dan Kyai Madja di Tondano. Di Makasar saya mengunjungi Fort Rotterdam dan makam Diponegoro…Di Surabaya, saya beberapa kali mengunjungi makam WR Supratman yang terletak di jl. Kenjeran. Bahkan saya pernah mengunjungi kota Bonjol yang dilintasi garis khatulistiwa, tanah kelahiran Tuanku Imam Bonjol. Waktu saya diterima masuk universitas top di Jogja era tahun 80’an, saya diminta Surat Bukti Kewarganegaraan RI (SBKRI) terpisah dari orang tua padahal papa dan mama sudah WNI. Negara Indonesia kan menganut azas Ius Sanguinis, yakni warganegara berdasarkan keturunan. Jadi bila orang tuanya WNI maka anaknya otomatis WNI.

Tapi azas ius sanguinis di Indonesia hanya berlaku untuk semua keturunan KECUALI keturunan Tionghoa… Papa saya sampai meneteskan air mata menahan emosi, saat mendengar cerita saya yang tak diakui WNInya oleh pihak kampus padahal saya sudah tunjukkan surat WNI papa dan mama beserta surat ganti nama kami sekeluarga. Akhirnya kami urus SBKRI di Pengadilan Negeri Surabaya. Karena waktunya mepet, kami urus lewat calo. Biayanya? 300 ribu! Waktu itu harga emas masih 12 ribu per gram. Jadi kalau sekarang, SBKRI saya yang bentuknya seperti paspor itu harganya sekitar 15 juta… Uang segitu besar dibuang hanya untuk membuktikan ke WNI an saya yang orang tuanya sudah lama sah jadi WNI…!!

Saya beruntung punya orang tua yang masih punya duit buat beli SBKRI. Ada berapa banyak orang Tionghoa yang bernasib malang, tak bisa melanjutkan pendidikannya karena tak punya uang untuk “membeli” SBKRI padahal ortunya sudah WNI ?? Susi Susanti yang telah berjuang mati-matian mengharumkan nama Indonesia tercinta di dunia internasional dengan menjadi juara dunia bulutangkis berulang kali, tetap tak diakui sebagai WNI. Pahlawan bangsa ini selalu dipersulit waktu mengurus Surat WNInya…

Meskipun saya, Susi Susanti, Agnes Monica dan jutaan orang Tionghoa lainnya selalu dipersulit dan didiskriminasi di bumi pertiwi ini karena secara biologis kami tak punya darah Indonesia, namun saya sepakat dengan ucapan Susi Susanti waktu diwawancarai wartawan menjelang piala Uber Cup tahun 1998, “Saya adalah orang Indonesia, dan selamanya jadi orang Indonesia.”Untuk menjadi orang Indonesia yang mencintai tanah air ini, kita tak harus punya darah biologis Indonesia…Para koruptor memiliki darah biologis Indonesia namun mereka pengkhianat bangsa… !#agoesibrahim_orangIndonesia

Sumber : Status Facebook Agoes Ibrahim

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed