Oleh : Muhammad Ilham Fadly
Lebih kurang, satu abad yang lalu, Douwes Dekker (pernah) berkata : ” …. bangsa kuli dan kuli bangsa”.
Apa yang diungkapkan Dekker tersebut, menjadi aktual (lagi) dalam bentuk lain, ketika membahas mengenai Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri. Cerita Tenaga Kerja Indonesia (baca : TKI) seumpama cerita “telenovela”, ada kisah bahagia penuh tawa, tapi tak sedikit kita disuguhkan cerita miris-sedih penuh air mata. Para TKI di negeri seberang, pada dasarnya merupakan inspirasi bagi semua orang, anak bangsa ini, untuk tidak hanya bertepuk dada.
Mereka sukses di negeri orang, karena negerinya tak memberikan ranah untuk membuatnya sukses. Demikian juga halnya dengan cerita duka “pahlawan devisa”, ketika mereka dinistakan di negeri orang lain, telunjuk juga harus dan mutlak dihadapkan kepada bangsa ini, mereka pergi dan dinistakan di negeri orang karena mereka tak memiliki kesempatan untuk sekedar menaikkan taraf hidup di negeri yang mungkin dibangun “peluh-keringat” orang tua mereka.
Prof Mahfud harus “buka” kasus ini, sebagaimana beliau dengan berani membuka (indikasi) TPPU ratusan trilyun dan dengan penuh digdaya “menghadapi” anggota DPR RI waktu Rapat Dengar Pendapat (RDP) beberapa hari yang lalu.
Kejadian seperti ini adalah kejadian yang berulang. Sejak dulu sudah sering terdengar. Sudah seperti cerita usang. Bila tidak dibuka, maka apa yang disampaikan Douwes Dekker di atas, perlu untuk kita resapi.
Sumber : Status Facebook Muhammad Ilham Fadli
Comment