Oleh : Ramadhan Syukur
INI teman gue sejak kecil. Kami pernah satu SD dan satu SMP. Gue bahkan mengenal baik bapak ibu dan adik-adiknya.
Sampai akhirnya tibalah Pilpres 2014. Persahabatan kami pecah gara-gara pilihan politik. Gue pengusung Jokowi, dia pengusung Prabowo.
Sempat berbaik-baik sebentar usai kemenangan Jokowi, eh datanglah malapetaka baru. Pilkada DKI. Gue pengusung berat Ahok, dia pengusung berat Anies.
Tapi permusuhan sengit itu cuma terjadi di dunia media sosial. Karena tiap kali kami reunian, kami baik-baik saja. Suka atau gak suka, kami sudah terlanjur bersahabat baik.
Berbeda dengan kebanyakan politikus di negeri ini, mereka juga sering bermusuhan di depan masing-masing pendukungnya. Tapi di belakang para pendukung mereka tetap berteman dan bersatu.
Atas nama apa? Keutuhan bangsa dan NKRI?
Salah. Yang betul atas nama DUITlah.
Kemarin, bersama sahabat jaman SMP kami berkumpul lagi. Kebetulan ada yang ulang tahun dan memfasilitasi pertemuan, sekalian silaturahim karena mau puasa.
Dalam sebuah ngobrol ngalor ngidul, ada beberapa teman yang tergoda untuk membahas politik terbaru. Yaitu kebakaran depo pertamina Plumpang yang menelan korban jiwa, dan kemudian diwarnai perdebatan salah menyalahkan.
Siapa yang bertanggung jawab? Karena dulu Ahok sudah pernah mengingatkan untuk merelokasi warga Tanah Merah, tapi dibelain cagub Anies yang butuh suara untuk memenangkan Pilkada dengan membuat kontrak politik.
Juga terjadi kubu berbau Pilpres 2024 yang minta warga yang dipindahkan dengan kubu yang minta depo Pertamina yang dipindahkan.
Tapi gue gak terpancing untuk membahas soal politik gak penting yang nanti cuma bisa merusak suasana acara. Persahabatan dan persaudaraan kami sejak kecil dan sejak jaman sekolah jauh lebih penting. Khususnya buat sahabat gue, Budbud ‘Toet’ yang sedang ultah dan gue sempet-sempetin bikin sket dirinya sebagai hadiah.
Salam damai NKRI.
Sumber : Status Facebook Ramadhan Syukur
Comment