Oleh : Karto Bugel
Tahukah anda berapa biaya pemilu pada 2024 nanti? Gak main – main, 110,4 triliun rupiah.
Gimana sih ngebayangin duit sebanyak 110,4 triliun itu? Itu bahkan lebih mahal dibanding kewajiban negara membiayai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN).
Untuk pembangunan IKN Nusantara, sebuah proyek amat sangat prestisius, butuh dana hingga 466 triliun rupiah. Dari 466 triliun itu 20 persennya atau sekitar 90 triliun dibebankan pada APBN.
Artinya, hanya dengan 90 triliun beban APBN kita dapat sebuah ibu kota baru dan namun dengan 110 triliun kita dapat pasangan presiden dan wakil presiden, 575 anggota DPR RI, 136 anggota DPD, 2.207 anggota DPRD Provinsi, dan 17.610 anggota DPRD kota/kabupaten.
Mahal?
Membayangkan investasi demokrasi yang semahal itu harusnya kita bisa dapat pemimpin yang bukan kaleng – kaleng. “Ada harga ada rupa” kata Paijo saat bicara mobil idamannya yang mahal namun sangat bagus itu.
“Benarkah kita akan mendapatkan?”
Untuk capres, anggap saja kita sudah punya 3 calon. Anggap saja pada 2024 nanti pasti tetap ada pemilu. Yang satu sudah dipoles lebih dari 10 tahun, dua yang lain, anggap saja sudah 2 atau 3 tahun.
Bila mengkilap dan cemerlang adalah ukuran istimewa sebuah batu saat sudah dipoles, ga terlalu ngelèdèk kalau ketiga calon itu gak ada yang benar – benar mengkilap apalagi cemerlang. Ga ada yang lebih istimewa satu dibanding yang lain. Sama buramnya.
Buram ketiganya dapat kita buktikan dengan tanggapan publik. Hingga kini tak ada teriak senang apalagi terkagum dalam hingar bingar sambutan untuk ketiganya.
Pada skala angka, ketiganya hanya bolak balik berebut posisi pada sekitar 30 persen sebagai tertinggi sebuah keterpilihan.
Menurut lembaga survei X, Anies menang namun menurut survei Y, Prabowo atau Ganjar mendominasi. Dan bolak balik ya cuma pada posisi yang masih jauh dari 50% sebagai makna cemerlang atau hat trick.
“Jadi menurutmu kemahalan ya kalau duit negara sebesar itu dibelanjakan bila cuma dapat presiden dengan kualitas seperti itu?”
Bagusnya sih, bila masih memungkinkan, mumpung pendaftaran nama capres masih ada sisa waktu 6 bulan, ada dan hadir sosok capres super cemerlang. Bila tidak, ya kita dorong dari cawapresnya saja.
Kalau batu utamanya memang kudu satu diantara tiga itu, ya apa boleh buat. Bukan kembali kita gosok demi cemerlang yang mustahil kita dapat, kita bingkai batu itu dengan logam mulia.
Seperti batu cincin, ikatan batu dalam rupa cincinnyalah yang kini kita butuhkan.
Bila karena satu dan lain hal capresnya kudu 3 calon itu, kita ikatkan mereka dengan wakil yang cemerlang. Sama seperti cincin yang terbuat dari logam mulia yang mengikat batu dan lalu jadi lebih menarik, paling tidak, perhatian publik menjadi tersilaukan oleh kecemerlangan cawapres yang akan mendampinginya. Itu saja.
Jadi, paling tidak, ketika APBN harus menanggung beban semahal itu kelak tidak akan sia – sia lagi. Kita masih mendapat kecemerlangan dan investasi demokrasi kita benar – benar memberi untung.
Artinya, bila pemilu 2024 nanti seharusnya adalah keseruan demokrasi untuk mencari calon
terbaik, pada pilpres 2024 kita akan fokus pada siapa CAWAPRESNYA. Dia harus jauh lebih cemerlang dibanding seluruh capres yang ada.
“Dengan beban APBN sebesar itu dan fakta kondisi ekonomi dunia yang sedang tak baik – baik saja dan maka duit itu lebih baik kita pakai untuk hal yang lebih urgent, apakah ga lebih baik pemilu diundur saja sekalian tunggu bintang bersinar itu?”
Haahhh ditunda…???
RAHAYU
Sumber : Status Facebook Karto Bugel
Comment