by

Manuver Gibran

Oleh : Guntur Wahyu Nugroho

Mencermati manuver-manuver politik yang dilakukan oleh Gibran dengan gaya yang diklaim khas milenial padahal menurut saya itu lebih cocok dengan gaya khas kolonial, saya tidak bisa tidak setuju dengan cuitan seorang kawan pergerakan , Kuat Hermawan Santoso bahwa saat ini “mereka” sedang berupaya untuk menundukkan kebenaran.

Bukan kebenaran tapi kenyataanlah yang harus kita tundukkan. Begini…saya hendak memberitahu kawan saya bahwa kebenaran itu basisnya adalah fakta bukan persepsi. “Kenyataan” dalam pemahaman Jawa adalah “Kasunyatan”. Kasunyatan itu ya kebenaran itu sendiri.

Maka segala upaya dan manuver yang dengan gamblang mempertontonkan syahwat kekuasaan dan untuk tetap berkuasa , saya mengamini bahwa mereka memang sedang berupaya menundukkan kebenaran dan meletakkannya di bawah telapak kaki mereka.

Mungkin inilah yang dimaksudkan oleh Dahlan Iskan kala bicara tentang Kebenaran versus Kebenaran Baru. Kebenaran Baru berarti kebenaran sesuai dengan persepsi yang mereka bentuk da inginkan.

Kalau kemudian kawan saya ini tutup mata dengan proses-proses busuk yang terjadi di MK dan menguatnya NEPOTISME yang menjadi agenda utama reformasi 1998 untuk dihilangkan, itu adalah pilihannya sebab manusia itu sangat bisa berubah. Dan setiap pilihan mengandung konsekuensi baik yang bisa dikendalikan maupun tidak.

Saya terus terang suka dengan tagline “Indonesia Lahir-Batin” yang diyakini oleh kawan saya ini. Namun apabila dalam prosesnya, tidak segan mencederai dan bahkan merusak demokrasi, maka saya menyatakan “Siap Lahir-Batin” untuk menentang siapapun yang hendak menundukkan kebenaran dengan segenap akal budi dan hati nurani saya.

Sumber : Status Facebook Guntur Wahyu Nugroho

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed