by

Ketika Kami Sekeluarga Kena Covid

Oleh: Niken Satyawati

Jadi tiba-tiba saya, bapaknya anak-anak dan anak pertama saya Yasmin flu. Saya mulai dengan mual dan pusing, saya mengira hanya masuk angin atau asam lambung seperti biasa. Tapi dua hari kemudian bapil disertai demam. Bersamaan dengan itu bapaknya anak-anak juga demam dan bapil. Yasmin paling parah karena sampai tidak bisa menelan saking sakit tenggorokannya. Saya dan Yasmin juga mengalami anosmia. Parfum, kentut gak terasa baunya. Entah siapa menulari siapa.

Saya sempat minta obat langsung ke dokter. Tapi ketika bertiga sakit bareng saya sadar ini bukan sakit biasa. Saya mengirim pesan melalui WA kepada dokter kami yang sudah seperti sahabat sendiri. Saya minta obat lagi plus vitamin dengan gejala-gejala itu. Dokter langsung curiga kami kena Covid-19. Saya juga setuju. Obat dikirim melalui Gosend. Selain minum obat, vitamin, berjemur, olahraga, kami pesan makanan yang enak-enak melalui Go Food. Tambah madu, wedang uwuh, susu dan buah-buahan.

Dokter berpesan dipake mengaji untuk latihan napas. Saya tambah dengan menyetel Spotify lagu-lagu kesayangan. Saya ikut menyanyi walau kadang tersengal karena napas saya memang pendek-pendek. Setiap hari saya mengecek saturasi seluruh anggota keluarga. Alhamdulillah aman.

Hari berikutnya Hanun dan Namira ikut pilek. Pilek sebenarnya bukan hal aneh. Kami semua ada bawaan rhinitis, tiap pagi bersin-bersin dan pilek. Tapi ini siang dan malam kok masih pilek. Lalu kami putuskan swab antigen sekeluarga. Hanya Hanun yang positif. Hanun langsung isolasi di lantai 2 dan pakai toilet di lantai atas. Kami semua pisah-pisah kamar kecuali saya masih sekamar dengan Namira di kasur besar, tidur beradu punggung. Kami semua juga sangat membatasi interaksi.

Dugaan saya dan dibenarkan dokter, kami yang negatif disebabkan tidak terdeteksi oleh swab antigen. Saya dan si bapak memang sudah vaksin, jadi penyakitnya ringan. Apalagi saat tes kami sudah mendapatkan asupan vitamin dan obat. Yasmin belum vaksin makanya gejala lebih berat. Konon swab antigen mendeteksi virus dengan catatan CT value di bawah 25. Kalau kondisi lebih baik di atas 25 (yg berarti penularan lebih kecil), swab antigen tidak bisa mendeteksi lagi. Hanya bisa dideteksi dengan PCR.

Kami tidak melakukan swab PCR. Kalau PCR mandiri, dipastikan Rp 5 juta melayang. Lebih baik duitnya buat belanja makanan. Saya mencoba ke Puskesmas agar bisa gratis. Ternyata di sana dijelaskan bahwa tidak ada PCR lagi sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Semua yang bergejala hanya dilayani swab antigen. Bila hasil positif, orang serumah harus isoman sampai tidak bergejala. Lalu ditunggu lima hari berturut-turut. Bila tidak bergejala dianggap sembuh. Lha kalau antigen, kami semua sudah swab mandiri. Dokter yang memantau kami menjelaskan hal serupa. Kami mengikuti petunjuk tersebut.

Ketika saya umumkan di grup ibu-ibu kompleks bahwa kami isoman dan Hanun positif berdasarkan swab antigen, para tetangga mengirim makanan enak-enak bergantian. Saya sampai terharu.

Akhirnya gejala yang kami rasakan pun satu per satu berhenti. Bapak paling cepat sembuhnya. Setelah 5 hari tanpa gejala, mulai keluar rumah. Bersepeda lagi tapi sendirian. Dan kemarin Hanun kami bawa tes swab antigen lagi, alhamdulillah sudah negatif. Walau begitu kami sekarang masih membatasi interaksi dengan siapapun. Terima kasih Pak Dokter yang sabar menjawab WA saya dan memantau kesehatan kami dari jauh.

Covid ini bisa dikatakan berbahaya bila ada komorbid. Tidak bahaya bagi mereka yang daya tahan tubuhnya bagus, tidak punya komorbid dan mengedukasi diri dengan baik. Oleh karena itu mari kita mengedukasi diri agar tahu apa yang harus dilakukan bila terkena.

Semoga kawan-kawan yang sakit segera sehat. Tenaga kesehatan diberi kekuatan melayani pasien yang terus berdatangan. Yang sehat tetap sehat. Kawan-kawan yang usahanya harus tutup sementara karena PPKM diberi rezeki melalui pintu rezeki lainnya. Saat ini semua harus bersabar…

(Sumber: Facebook Niken Satyawati)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed