by

Kebencian Terhadap Etnis Jawa Adalah Dampak Politik Sentralistik

Oleh : Aji Prasetyo

Aku tidak pernah dengar kasus komunitas orang Jawa yang tinggal di pulau lain berkonflik dengan warga lokal. Berbeda dengan kasus-kasus yang selama ini terjadi yang melibatkan pendatang dari etnis lain yang memang terkenal berwatak keras. Tapi tetap saja kebencian terhadap etnis Jawa biasanya muncul di daerah konflik.

Dalam dokumenter “Black Road” yang merekam masa-masa Daerah Operasi Militer di Aceh, ada seorang gerilyawan GAM yang berkata dengan tegas, “biarpun rakyat Aceh habis dibunuhi, tidak sudi kami ikut Jawa!” Sebuah jeritan hati yang sangat bisa dimaklumi. Konon kebencian itu mulai muncul karena cara Orde Baru melakukan penyelesaian politik dalam negeri. Semua protes terhadap penguasa direspon dengan kekerasan senjata.

Itu berlaku di manapun termasuk di Jawa sendiri. Nyawa demikian murah harganya di wilayah konflik misalnya di Aceh, Timor atau Papua. Dan tragisnya, panglima tempur yang dipilih dan mayoritas serdadu yang dikirim untuk melakukan kekerasan adalah orang Jawa. Dari sanalah kebencian itu lahir tanpa bisa dihindari.Beberapa komikku berkisah tentang penderitaan rakyat lokal di wilayah konflik.

Tujuanku adalah untuk mengajak pembaca untuk menolak kekerasan dan pendzaliman terhadap siapapun. Tidak peduli perbedaan SARA di antara kita, apalagi kepentingan politik.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed