Oleh : Fadly Abu Zayyan
Rocky Gerung (RG) dan dalang atau siapapun pemegang remote di belakangnya, kali ini telah salah perhitungan terhadap Jokowi. Hinaan yang RG lontarkan tentu sudah melalui kajian dan terukur. Mereka talah mendesain hinaan itu dalam koridor delik aduan. Berharap Jokowi berada pada situasi yang dilematis. Ketika diam akan dianggap memang tolol, dan ketika bereaksi akan dianggap emosional dan mudah terpancing sehingga rusaklah citra Jokowi sebagai sosok yang sabar.
Namun kali ini Jokowi telah melakukan “double strike” yang membuat RG dan dalangnya ciut nyali sehingga membuatnya minta maaf. Jokowi tidak bereaksi dan tetap menyatakan fokus bekerja, tapi di sisi lain KSP akan menindaklanjuti kasus ini ke ranah hukum.
Memang, kasus penghinaan adalah delik aduan. Artinya kasus ini akan diproses ketika korban yang merasa dirugikan melakukan laporan polisi. Tapi entah karena RG dungu ataukah lupa, Jokowi selain sebagai individu, beliau adalah juga seorang Kepala Negara. Itulah kenapa pada tulisan sebelumnya, saya mengatakan tindakan yang dilakukan Moeldoko selaku Kepala KSP untuk melaporkan RG adalah perlu dan penting. Hal ini karena KSP sebagai lembaga negara memiliki “legal standing” untuk melaporkan pelanggaran hukum yang dilakukan terhadap Kepala Negara. Selain itu, ini menjadi pelajaran penting bahwa Demokrasi Pancasila tetap mengedepankan kebebasan yang bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.
Kini Rocky Gerung mulai ciut nyali ketika tetap ada celah hukum yang bisa menjeratnya. Dan pada akhirnya berujung permintaan maaf meski itu tidak serta merta menggugurkan delik pidananya. Hal ini telah membuktikan bahwa sosok Jokowi jauh lebih cerdas dari apa yang selama ini mereka tuduhkan dengan diksi dungu dan tolol yang kerap diucapkan itu. Jokowi telah menampar mulut kotor RG tanpa harus mengotori tangannya sendiri. Dan Rocky Gerung seperti menampar mukanya sendiri. Panik gak?! Panik gak?! Ya paniklah!
Sumber : Status Facebook Fadly Abu Zayyan
Comment