by

Ganjar Saja Deh, Anies Omdo

Oleh : Sobar Harahap

Kalau membandingkan capaian program Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan waktu masih menjabat, kok rasanya mencolok banget bedanya. Padahal keduanya sama-sama gubernur yang diberi fasilitas dan wewenang yang sama.

Tapi realisasinya di lapangan, manfaat yang diterima masyarakat, jauh banget bedanya.

Karena belakangan mereka sering muncul di banyak lembaga survei capres 2024, apa boleh buat saya akhirnya mempelajari keduanya. Nggak mau lah kita beli kucing dalam karung. Pokoknya jangan sampai kita sudah merasa beli roti kalengan, eh begitu dibuka isinya batu.

Kita mulai dari program ekonomi kerakyatan. Masih ingat kan soal Oke-Oce? Program milik Anies yang dijanjikan bisa melahirkan 200 ribu wirausahawan baru? Ternyata itu cuma omong doang, sebab yang baru terdata untuk bantuan permodalan cuma 6000 orang saja. Bahkan program ini sudah ganti nama segala jadi Jak Preneur, mungkin biar nggak kelihatan gagalnya.

Kalau Ganjar sih simpel, dia cukup manfaatkan medsos, namanya Lapak Ganjar. Tapi ternyata ini jadi primadona pelaku UMKM karena sangat membantu pemasaran produk mereka.

Lewat pendampingan, serta beragam pelatihan dan kemudahan akses permodalan yang Ganjar berikan, jumlah pelaku usaha di Jateng pun menggalami kenaikan hingga 86.917 UMKM, dengan tambahan tenaga kerja mencapai 840.508 orang.

Ganjar memang menaruh harapan besar agar pelaku usaha di Jateng bisa tumbuh dan berkembang. Tak main-main, Ganjar juga menganggarkan Rp 3,8 triliun dari APBD untuk belanja produk UMKM lokal. Ia sudah menciptakan tradisi baru dengan mengajak seluruh perangkatnya di lingkungan Pemprov Jateng menggunakan produk lokal.

Kebahagiaan tertinggi seorang pemimpin adalah melihat warganya senang. Itulah yang beberapa kali juga diucapkan Ganjar.

Program selanjutnya coba kita bahas soal pendidikan. Saya sempat optimis karena bagaimanapun Anies juga pernah mencicipi jadi menteri pendidikan. Pasti ia punya terobosan yang menawan. Tapi lama saya cari ketemunya malah angka putus sekolah DKI Jakarta tertinggi nasional.

Tidak cuma itu. Yang bikin kaget, ada sebanyak 233 sekolah di Jakarta yang gedungnya dinilai sudah tak layak, namun sama sekali tak tersentuh Anies Baswedan selama dia menjabat.

Memang ada kinerja Anies merehap empat gedung sekolah dengan biaya mencapai 126 milyar. Kok mahal amat, bos? Ternyata maksudnya Anies ini sekolah yang mengandalkan energi baru terbarukan.

Ya elah. Kalau mau menerapkan energi baru terbarukan sih mending ke Jateng saja. Sudah ada 2000 lebih desa di Jateng yang menerapkannya. Mereka memanfaatkan tenaga surya, panas bumi, gas rawa, hingga sampah. Warga desa di sana pun sekarang paling hemat soal biaya kelistrikan.

Memang Anies sudah purna dari gubernur, tapi sekarang punya ambisi nyapres. Sebagai pemilih rasional, apa yang saya lihat pastilah kinerjanya. Tapi begitulah hasilnya. Jangan-jangan selama jadi gubernur Anies kerjanya cuma berdoa; semoga semua masalah di Jakarta bisa rampung.

Kembali soal pendidikan. Coba kita lihat ada program apa saja yang sudah dilahirkan Ganjar di Jateng. Ternyata apa yang dilahirkan Ganjar semuanya pro rakyat.

Ganjar membangun 15 sekolah asrama gratis, namanya SMKN Jateng. Semua biaya makan, penginapan, seragam hingga perlengkapan lainnya, seluruhnya benar-benar gratis karena ditanggung pemprov jateng.

Sekolah ini didirikan Ganjar supaya anak-anak dari keluarga miskin tetap memiliki pendidikan yang layak. Lulusan sekolah ini pun sudah banyak yang kehidupannya berubah lebih baik. Banyak dari mereka bekerja di perusahaan bonafid, mereka sudah mampu mengirim uang bulanan untuk orangtua, menjamin kesehatannya, hingga bantu biaya renovasi rumah.

Ganjar juga menggratiskan biaya SPP. Dan memberikan gaji setara UMK bagi guru honorer SMA, SMK, SLB yang berada di bawah naungan pemprov jateng. Tak hanya pengajar formal, para guru ngaji madrasah di Jateng juga mendapatkan intensif rutin atas inisiatif Ganjar.

Selanjutnya, mari kita bahas program hunian antara Anies dan Ganjar. Kita pasti masih ingat Anies punya program DP 0 rupiah untuk membantu masyarakat dalam mendapatkan tempat tinggal yang layak.

Itu program yang menggiurkan karena ditargetkan bisa membangun 200 ribu rumah untuk warga miskin. Tapi ternyata lagi lagi cuma omong doang. Hanya angan- angan belaka. Karena faktanya, targetnya diturunkan jadi 10 ribu. Itu pun yang terealisasi cuma 2000 unit.

Ganjar juga punya program hunian, Tuku Lemah Oleh Omah atau Beli Tanah dapat Rumah. Sasarannya adalah kelompok masyarakat berekonomi rendah dan berbasis komunitas atau kelompok. Misalnya para petani gula aren di Cilacap, atau para pedagang asongan di Brebes yang sudah mendapatkannya. Mereka tinggal beli tanah, lalu pembangunan rumahnya dibiayai pemprov Jateng.

Program hunian Ganjar yang saat ini masih berlangsung adalah renovasi rumah tak layak huni (RTLH). Ganjar menargetkan bisa merenovasi 1,5 juta unit rumah selama kepemimpinannya. Dan kini target yang dicapai Ganjar sudah sebanyak 1.041.894 unit. Sisanya masih berlangsung sampai sekarang.

Saya sudah bilang dari awal kan, perbedaannya memang jauh banget. Setelah melihat hasilnya, saya jadi berpikir Ganjar selama ini memang bekerja untuk masyarakat. Karena saya rasional, jelas dong saya pilih Ganjar.

Sumber : Status Facebook Sobar Harahap

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed