by

BPJS Sedang Galak-Galaknya

Oleh : Purnomo Sony

Ditengah banyak suara miring tentang BPJS, BPJS terus berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat penggunanya.

Ditengah banyak suara sumbang tentang kewajiban ikut BPJS bagi semua warga negara, BPJS terus membuat kebijakan yang membuat “keder” penyedia layanan kesehatan yang “nakal”.

Saya akan ceritakan kepada kalian dua kejadian yang menunjukkan bukti dua paragraf awal.

~~~

Pagi ini ada petugas BPJS yang mendatangi kami. Mereka meminta klasirifikasi, katanya “ada laporan pasien melalui nomor pengaduan BPJS (via WA) yang mengadukan bahwa ibunya disuruh pulang oleh dokter, padahal masih lemas.”

Tentu kami kaget mendengar “teguran” dari BPJS. Karena kami merasa tak pernah melakukan hal tersebut.

Saya langsung menghubungi perawat jaga shift sebelumnya untuk meminta klarifikasi. Setelah itu saya memanggil keluarga pasien untuk kami minta klarifikasi juga.

Saat saya dan petugas BPJS bertemu dengan keluarga pasien, keluarga mengatakan bahwa memang anaknya menghubungi nomor pengaduan BPJS, tetapi tak lama kemudian, dia kembali menghubungi nomor pengaduan BPJS dan mengatakan ada miss komunikasi antar keluarga. Dia juga menunjukkan chatnya dengan nomor pengaduan BPJS.

Meski sudah clear, petugas BPJS meminta bertemu dengan pasien untuk memberikan edukasi kepada pasien tentang BPJS. Bahwa seluruh biaya perawatan dan pengobatan akan ditanggung BPJS tanpa batas waktu, sesuai dengan instruksi dokter.

Salut dengan BPJS.

~~~~

Cerita cukup bikin heboh dunia kesehatan di salah satu daerah. Tentu saya tak akan sebut nama daerahnya, apalagi nama rumah sakitnya.

Singkat cerita, per 1 januari 2023, BPJS memutus kerjasama dengan 3 Rumah Sakit swasta di suatu wilayah. Tentu ini pukulan keras bagi RS tersebut. Karena, sebagian besar pasien di sebagian besar rumah sakit Indonesia adalah pasien BPJS.

Salah satu RS itu langsung merumahkan sementara sebagian karyawannya. Sementara RS satunya jumlah pasiennya tak sampai 30 orang, padahal gedung rawat inapnya setinggi 4 lantai.

Saya tak paham pasti apa kesalahan ketiga RS tersebut. Tapi informasi dari “orang dalam” menyebutkan bahwa pemutusan itu akibat postingan IG salah satu pasien cuci darah yang membeli vitamin untuk pasien cuci darah.

Vitamin ini tak wajib diberikan kepada pasien cuci darah, tetapi beberapa pasien memang membeli vitamin tersebut di RS itu.

Postingan itu kemudian diinvestigasi BPJS hingga akhirnya dilakukan pemutusan kerjasama.

Tentu tak ada niat buruk dari si pasien yang membuat postingan di IG. Konon dia sampai menangis, menyesal karena harus kerepotan pindah RS untuk HD.

Ketegasan BPJS ini tentu bisa menjadi shock terapi bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang gak maksimal memberikan pelayanan kepada pasien BPJS. Dengan kejadian ini, mestinya fasilitas pelayanan kesehatan akan lebih bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada pasien BPJS.

Adakah cerita atau pengalaman temen temen tentang BPJS?

Sumber : Status Facebook Purnomo Sony

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed