Oleh: Ahmad Ishomuddin
Ramadlan adalah bulan kesembilan dalam kalender Hijriyah. Bulan ini diyakini sebagai waktu yang tepat untuk saling tolong menolong dalam berbuat baik dan takwa. Di antara perbuatan baik yang dianjurkan adalah memberi makan dan minum kepada siapa saja yang membutuhkan, terutama kepada orang yang sedang berpuasa. Sebab, tidak semua orang yang pada siang harinya berpuasa memiliki makanan dan minuman untuk dinikmati saat berbuka puasa dan saat bersantap sahur. Tidaklah patut membiarkan tetangga kita menahan lapar, sementara itu diri kita tidur dalam kondisi kekenyangan.
Bulan Ramadlan sebenarnya merupakan bulan latihan bagi orang yang berpuasa agar bersikap lebih baik dan lebih manusiawi pada sebelas bulan berikutnya. Sebagai contoh, sangat dianjurkan bagi siapa saja agar memberikan makanan dan minuman untuk berbuka puasa kepada orang yang sedang berpuasa–walau hanya dengan sebutir biji kurma, sesuap nasi atau seteguk air–maka ia mendapatkan pahala kebajikan yang besar.
Yakinlah! Bila kepekaan hati dan kepedulian terhadap kondisi sesama terus menerus diasah niscaya problem sosial seperti kemiskinan dan kelaparan sedikit bisa teratasi. Jurang pemisah yang terlalu lebar lagi dalam antara orang kaya yang lebih suka memamerkan kekayaan di hadapan banyak orang miskin yang “terpaksa hidup” sangat sederhana dapat terjembatani.
Bersedekah walau hanya sedikit pada saat yang tepat, pada saat orang lain sedang sangat membutuhkan, adalah amat bernilai, berkesan, tak terlupakan untuk selamanya dan menghilangkan kebencian di hati orang-orang miskin.
Mungkin saja kejahatan yang dilakukan si miskin karena terpaksa itu disebabkan oleh karena semakin banyak orang kaya yang hanya senang memamerkan segala harta kekayaan namun kikirnya luar biasa. Boleh jadi kondisi lingkungan kita menjadi tidak aman karena sumbangan sifat kekikiran orang kaya yang tidak punya kepedulian terhadap sesama.
Sumber : Status Facebook Ahmad Ishomudin
Comment