by

Menunggu Back Up NU dan Muhammadiyah Lawan Gerakan Intoleran

Dalam hal ini, model penguasaan mesjid (beserta pengurusnya) mulai masif dilakukan saat Soeharto tumbang. Saya melihat para pemuka agama yang moderat, yang mengkampanyekan pentingnya akhlak dan pendidikan yang inklusif, kalah agresif.

(Otokritik untuk PB NU setelah era Gus Dur yang melihat situasi umat terlihat baek2 saja)

Belum terlambat..
PB NU beserta PP Muhammadiyah (dimana pak Haedar Nasir cenderung sama dengan Buya Syafii) punya peluang besar menguasai keadaan.

Satu contohnya..
Meminta para pimpinan lembaga pemerintahan untuk mengevaluasi siapa saja pengurus2 mesjid dan musola kantor. Pimpinan kantor dan para eselon kantor pemerintahan bahkan menteri harus berani, walo mungkin akan sdikit bergejolak

Ini sudah bukan saatnya lagi “mayoritas diam”, diam.

Jauuuuh lebih banyak umat Islam Indonesia yang toleran dan tidak puritan.

Jauuuuh lebih banyak umat Islam Indonesia yang menjauhi dakwah yang menakuti liyan dan minoritas

Sumber : Status Facebook Damar Wicaksono

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed