by

Kebaikan untuk Kebaikan

Namun yayasan butuh sukarelawan menggunakan alat ring jantung itu. Tanpa banyak bicara dia langsung mengajukan diri sebagai relawan sebagai kelinci percobaan. Pada saat itu dia sadar. Bahwa ayahnya membiayai riset ring jantung untuk mengobati kelainan jantung sejak lahir, Dia terharu. Hasil uji coba, ternyata sukses dan memuaskan. Diapun sehat kembali. Dan kembali ke Indonesia.
Tak berapa lama, Yayasan mengabarkan bahwa ada perusahaan raksasa bidang Pharmasi bersedia membeli penemuan ring Jantung. Setelah melalui negosiasi akhirnya dia bersedia melepas sebagian saham atas hak paten penemuan itu. Nilainya sebesar USD 5 miliar atau Rp. 70 triliun. Jumlah uang itu jauh lebih besar dari harta warisan yang diterima oleh adik dan kakaknya. Dia semakin terharu akan cinta ayahnya.
Uang sebanyak itu dia kelola di Singapore dengan mendirikan Guthrie Overseas Investment Pte. Ltd. (GOI). Saat itu business property sedang lesu di Singapore. Dia beli beberapa aset dan dia kembangkan. Beberapa tahun kemudian, business property booming di Singapore. Hartanya bertambah berlipat.
Setelah krismon, bisnis adik dan kakaknya lesu. Ada yang bangkrut. Dia tampil jadi pelindung keluarga besar. Hartanya terus bertambah lewati akuisisi proyek lewat BPPN. Dia masuk ke Indonesia melalui beragam investasi dan jadi pendukung Partai wong cilik secara diam diam. Dia tetap rendah hati tanpa publikasi.
Moral cerita. “ Harta yang didapat dari niat baik untuk kemanusiaan akan terus bertambah dan bertambah. Dan itu juga cobaan agar manusia terus memanusiakan manusia, sebagai ujud rasa sukur kepada Tuhan.
 
(Sumber: Grup Facebook DDB)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed