by

Ibu

Oleh : Ramadhan Syukur

JAMAN gue kecil, main cela-celaan bapak sering terjadi. Itu pun cuma sebatas meneriakan nama bapak. “Hai Pak Syukur. Mau ke mana?” Paling begitu. Belum pernah gue dengar ada yang mencela secara fisik atau body shaming. Disebut nama aja sudah meriang.

Tapi sepanjang ingatan gue, belum pernah gue dengar kami saling mencela ibu masing-masing. Gak tahu kenapa. Sebajingan bajingannya teman gue, gak ada tuh yang dengan kurang ajar berani menghina ibu orang lain.

Bapak gue pernah cerita, di kampung gue pernah kejadian seorang anak nekad membunuh temannya gara-gara gak terima ibunya dihina. Dan sampai gue besar, bukan sekali dua kali gue membaca berita seorang anak membunuh orang lain karena telah menghina ibunya.

Beruntung pemilik akun “mati pelan” asal Bantul, Yogya, cuma disentil Gibran dan Kaesang yang ibunya diledek kayak pembantu. Padahal ibunya juga ibu negara. Coba kalau ketemu kayak pemuda dari Deli Serdang, bisa dihabisi dia.

Tapi sebagaimana nama yang telah dipilihnya, setelah menghina seorang ibu, gue yakin akun “mati pelan” akan segera betulan mati pelan-pelan. Dan mati pelan-pelan akan jauh lebih menyakitkan daripada mati dalam sekejap.

Sayangi dan hormatilah ibu siapa pun.

Salam Jumat penuh berkah.

Sumber : Status Facebook Ramadhan Syukur

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed