Oleh : Gunadi
Unit Pengelola Teknis (UPT) Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta akan mengganti 214 unit mesin parkir meter atau yang dikenal terminal parkir elektronik (TPE) dengan e-parkir. Pergantian ini menyusul tidak berfungsinya ratusan mesin parkir meter di sejumlah titik.
Padahal, tujuan TPE yang dipasang sejak 2015 tsb untuk menekan kebocoran dan mengurangi kemacetan di ruas jalan yang menyediakan parking on the street. Faktanya justru terbalik. Mesin parkir banyak yang tak berfungsi, bahkan juru parkir seenaknya memungut tarif dan kemacetan tak bisa dihindarkan, terutama pada jam-jam sibuk. Salah satu contohnya di Jalan Agus Salim, Sabang, Jakarta Pusat ini.
Dulu jaman Ahok penerapan parking meter atau Terminal Parkir Elektronik (TPE) pada parkir on street di beberapa kawasan di Jakarta telah mendongkrak penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) DKI Jakarta. Seperti misal di jalan Agus Salim (Sabang) ini. Sebelum TPE diterapkan di jaman Ahok, setoran ke dispenda cuma sekitar 500.000rb/ hari. Setelah dipasang alat, transaksi(setoran ke daerah) meningkat menjadi 12.000.000/ per hari!
Jadi jangan pernah bilang 58% yg doyan demo2 Ahok itu dulu semuanya suka sm nasi bungkus. Mrk2 itu jg punya kepentingan sendiri klo gubernurnya dulu diganti. Jadi klo mesti turun ke jalan itu karena mrk ikhlas utk menyelamatkan periuk nasinya sendiri.
Sumber : Status Facebook Gunadi
Comment