Oleh : Harun Iskandar
Ada 2 (dua) ‘berita’ tentang Rumah Makan. Satu Rumah Makan Padang, yang lain Rumah Makan Sunda.
Yang Rumah Makan Padang bikin sedih. Karena ada ‘ancaman boikot’. Baru ancaman memang, tapi jika benar dilakukan berakibat omset menurun, atau malahan tutup.
Gara2, di box makanan pesanan customer dengan ‘iseng’ diselipi flyer. Mendukung salah satu Capres.
Manajemen lupa, tujuan Rumah Makan adalah menjual makanan. Pada dasarnya mengelola ‘Pelayanan’. Melayani orang yang butuh, mau, atau beli makanan.
Seenak apa pun masakan dan makanan, jika ndak disajikan, dilayani, dengan baik dan sopan, para Pengunjung akan ‘lari’.
Pengunjung, Pembeli, adalah Raja. Wong ‘Raja’ kok ndak dapat pelayanan yang prima. ‘Raja’ mau makan makanan, malah disuguhi ‘kata2’ dan ‘cerita’ . . .
Untungnya ada ‘berita’ Rumah Makan (khas) Sunda, yang lucu. Menetralisir.
Dinihari tadi, pukul 02.30, buka FB. Di beranda nemu gambar, papan iklan Rumah Makan.
Tertulis jual ‘masakan’, Ayam. Maksudnya sedia Ayam Bakar atau Goreng, dengan bumbu khas Sunda. Tapi di papan itu juga tertulis, jual Ayam Hidup, bisa Rias Pengantin, bahkan mampu Cuci Mobil dan Sepeda Montor . . .
Rumah Makan ‘Multi Talenta’.
Akibatnya, pagi masih gelap perut saya sakit menahan tawa. Sangat amat lucu . . .
Dua contoh ‘Pelayanan’ Rumah Makan yang berbeda. Yang satu lupa ‘filosofi’, bahwa Rumah Makan itu melayani Orang Makan.
Yang satu terlalu terobsesi tentang ‘pelayanan’. Pamer. Bahwa dia bisa melayani apa saja. Palugada . . .
Namun, biasanya orang Indonesia cepat lupa, bukan pendendam. Tapi ndak tahu kalau menyangkut ‘kilapah2an’.
Mungkin malah susah lupa. Wong para ‘kilapah’, tiap hari, tiap jam, tiap detik, selalu bikin masalah. Ada saja. Apa saja dikomen.
Ini neraka, itu neraka . . .
Ini haram, itu haram . . .
Kemaren malah kirim ‘pengantin wanita’ ke Istana Negara. Bawa pestol
Sumber : Status Facebook Harun Iskandar
Comment