Oleh: Biakto
Tontonan asyik buat netizen dari drama Sambo, Najwa, Nikita, SBY, ahy, cak Imin sampai Rocky Gerung yg bisa ngomong kebangsaan bersama LBP.
Republik ini sudah terbiasa dgn drama murahan melejit, lalu hilang, yg esensial malah kadang di anggap dangkal.
Politik kita kadang seperti anak yg sedang merangkak dgn pempers basah meninggalkan bekas bau Pesing di lantai.
Lihat saja Jakarta yg begitu melukai tatanan keadaban berpolitik, sekarang JK pura² lupa, nyebar tabloit ke masjid yg dulu pernah menolak jenazah pemilih Ahok. sementara sosok yg telah membuat Jakarta bopeng dianggap berpretasi.
Politik identitas itu buas dan ganas serta meninggalkan bekas yg merapuhkan hubungan kemanusiaan. Dan kelihatan hal yg sama akan diulang, ini kelakuan jalang manusia murah yg berpotensi membuat kehancuran bangsanya.
Najwa sang presenter yg pinter, tapi lama² keminter. Dia di labrak Nikita yg selalu berpenampilan apa adanya tapi tindakannya lebih mulia. Tidak berpura².
Najwa membantai polisi dan menjeneralisir, seolah kebaikan tak bersisa. Di beberapa bab saya setuju kadang polisi memang membuat kita kecewa. Tapi institusi itu tidak bisa di hapus karena dosa sesaat.
Disana Nikita berbeda pandangan dgn Najwa. Salahnya dimana, hanya pada cara bagaimana Najwa memilih kata, dan Nikita menolak cara Najwa.
Junalis andal anak seorang pemuka agama terkemuka, tapi belakangan bicarannya tak seimbang. Kenapa dia mencerca polisi sampai segitu bencinya, kenapa dia tidak pernah menguliti kasus Novel Baswedan, kenapa dia membiarkan Jakarta dirusak orang yg di pujanya, kenapa, ada apa.
Benarkah ada apanya..ah itu urusan Najwa, bukan Nikita.
Tensi politik kadang asyik, liat saja kemunculan personal yg pas²an, bisanya mau memimpin Indonesia. Ada yg turun gunung segala, padahal sejatinya turun berok yg iya.
Apakah ini karena sang gudel perlu di susui lagi, atau itu memang caranya agar kelihatan bahwa eksistensinya dibutuhkan Indonesia. Tapi kayaknya ya tidaklah.
Syah² saja pakai semua cara, tapi Bangsa ini harus sudah mawas diri, bahwa abunawas itu hanya membual saja.
(Sumber: Facebook Biakto)
kesalahan bangsa ini selalu percaya sama tipuan “asing”
dulu: Belanda, Portugis, Inggris, Jepang
lalu zaman modern sama Amrik.
sekarang sama abunawas.
celaka nya Selalu benci sama orang
China.