Oleh : Ruhadi Bae
Semenjak kelompok Ikhwanul Muslimin menjelma menjadi menjadi PKS, dan merangseg pada sistem pemerintahan kita, lihatlah..,Kondisi pemaksaan jilbab ada dimana2. Baik secara halus, doktrin maupun dalam bentuk aturan tertulis. Pun dalam perda2 diskriminatif yg mendukung itu.
Tidak heran, pemandangan ibu2 senam layaknya pengajian. Sekolah2 negeri mirip dengan sekolah madrasah. Bahkan joget2, di club semua perempuan berpenampilan jilbaban.
Bangsaku mirip Afganistan saja. Mirip negeri gurun saja… 
Berkali-kali, PKS kalah menang setiap ikut kontestasi politik. Ia selalu dihadang benteng kokoh yg bernama PDI-P.
Bagi saya, PDI-P adalah penjaga negeri yg masih mumpuni. Tidak terkonstaminasi paham/gerakan radikal.
Di pemilu kali ini, seperti pemilu2 sebelumnya saya masih mengandalkan PDI-P, dan tetap memilih #AsalBukanPKS.
Ada tiga calon setidaknya yg akan bertarung 2024 nanti.
Dan akhirnya saya tetap pada pendirian saya. PDI-P!!! Dan #AsalJanganPKS.
Saya akan selalu menghindari memilih presiden yg nantinya akan segerbong dengan PKS.
Maunya sih Jokowi, untuk 3 periode. Tapi jika tidak memungkinkan akhirnya melihat stok calon yg tersedia. Dan dengan banyak pertimbangan, kalkulasi maka saya tentukan berlabuh pada ” HITAM PUTIH GARIS-GARIS”
Memang benar, Istri beliau berjilbab. Apa dikata jika punya Ibu Negara jilbaban? Ia tidak akan mewakili budaya sendiri. Kenapa saya harus mendukung Ganjar?? Itungannya adalah, dia berjilbab karena pilihan pribadi bukan didukung oleh sistem, ideologi. Dan ini, menurut kacamata saya akan lebih aman, untuk perjuangan, memperjuangkan budaya sendiri, nanti. Dari pada saya memilih Prabowo karena akan berpotensi bergandengan tangan dengan PKS. Dan rekam jejak pemilu dulu tentang Prabowo yg didukung kelompok2 radikal, belum saya lupa!!!
Saya punya dasar pemikiran, andai siapapun presidennya, tapi PKS segerbong, ini akan membuat Indonesiaku yg berbhineka hilang. Menjelma seperti negri gurun. Duhhh Amit-Amit!!!
Sumber : Status Facebook Ruhadi Bae
Comment