by

Benc Marking yang Tepat

Oleh : Tonang Dwi Aryanto

Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih lebih rendah dibanding sejumlah negara yang diizinkan masuk. Amerika Serikat bahkan menjadi negara dengan kasus tertinggi di dunia. “Kalau diurutkan, USA tertinggi jumlah kasus Covid-19 di dunia. Perancis di urutan 8, Italia urutan 9, Jerman urutan 17, sementara Indonesia di urutan 19 jumlah kasus Covid-19…””… kenapa warga Indonesia masih belum diizinkan masuk?

“Tanggapan:Maaf, ini kesalah pemahaman yang seharusnya dihindari. Nampaknya hanya melihat sekilas di laman Worldometer terkait jumlah total kasus. Seharusnya lebih hati-hati. Pertama, kalau mau membandingkan, maka cara membandingkannya dengan cara tepat. Misalnya berapa rata-rata kasus baru dalam 7 hari terakhir per 1 juta penduduk. Ini menggambarkan perkembangan dan keberhasilan (maupun belum berhasilnya) penanganan pandemi covid. Jadi bukan (hanya) jumlah total kumulatif kasus.

Beberapa negara sempat mengalami puncak tinggi, kemudian berhasil mengatasinya, sehingga rata-rata kasus baru 7 hari terakhir, terus menurun. Lho, nyatanya kan kita masih rendah kan dibandingkan negara-negara lain?

Kedua, negara-negara yang disebutkan itu bisa melaporkan angka kasus tinggi, karena jumlah pemeriksaan mereka juga tinggi. Benar, bila dilihat dari jumlah kumulatif kasus, saat ini Indonesia di nomor 18. Sementara negara-negara seperti USA, Perancis, italia, Jerman di atas kita. Begitu juga kalau dilihat total kumulatif jumlah kasus per 1 juga penduduk, Indonesia masih di bawah negara-negara tersebut. Coba dilihat dalam hal total jumlah test masih di laman yang sama. Kita nomor 21.

Negara-negara itu di atas kita. Tapi kalau diperinci jumlah test per 1 juta penduduk, lagi-lagi masih di laman yang sama, negara-negara tersebut juga di atas kita nomornya. Termasuk deretan nomor-nomor kecil.Indonesia nomor berapa? 159. Iya, 159. Justru ini yang harus menjadi perhatian kita. Dengan jumlah tes per 1 juta penduduk, kita di urutan ke 159, tapi dalam hal jumlah kasus kumulatif di urutan ke 18.

Negara-negara seperti USA (sebelum cakupan vaksinasi mulai berefek) atau India di puncak kasus bulan April lalu misalnya, bisa melaporkan kasus baru per hari sampai ratusan ribu, karena jumlah testingnya memang tinggi. Seandainya mereka tidak melakukan testing sebanyak itu, maka laporannya juga akan relatif kecil. Bagaimana kalau jumlah test kita ditingkatkan?Naik menjadi urutan berapa jumlah kumulatif kasus kita, seandainya jumlah tes per 1 juta penduduk juga juga naik ke urutan ke 20 an misalnya?

Boleh jadi “rangking” kumulatif kasus kita, maupun jumlah kasus baru, akan ikut naik pesat. Maka perbandingan tersebut tidak tepat. Mangga. Mawas diri. Hati-hati.

Sumber : Status Facebook Tonang Dwi Aryanto

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed