by

Beban Berat Nakes

Oleh : Alim

Saya mau cerita. Sudah 2-3 pekan ini tidak bisa tidur dengan baik. Meski pas di rumah, hp sering bunyi ditelpon dokter atau perawat jaga soal pasien kritis bahkan lewat tengah malam. IGD kami berkali-kali buka tutup karena sering overload, bahkan ada yang datang lalu meninggal di depan IGD. Tidak hanya soal pasien, saya sering deg²an karena stok oksigen rumah sakit berkali-kali dalam kondisi kritis, puncaknya semalam: oksigen pusat mau habis, belum ada kepastian kapan stok datang. Segala upaya sudah dilakukan, dari usaha pengadaan sampai usaha efisiensi.

Untuk efisiensi, operasi² non-emergency ditunda sampai batas yang belum ditentukan. Tabung² cadangan sejak semalam sudah dimobilisasi ke pasien² dengan ventilator kalau² oksigen sentral off. Kami siap² menghadapi itu.Usaha efisiensi yang cukup menyita energi adalah datang ke tiap bangsal untuk memilih, pasien mana yang bisa diturunkan atau di-off oksigennya tanpa boleh membahayakannya dan pasien mana yang harus lanjut oksigen.

Dalam kondisi yang kurang sehat, greges², mungkin karena semalam ngawasi beberapa pasien dengan ventilator agak intens, saya pagi² berangkat nongkrongi pasien-pasien, lihat kondisinya, tes penurunan oksigen dan evaluasi. Kalau dikurangi kok saturasi turun atau jadi sesak, ya kembalikan seperti sebelumnya. Satu-satu begitu di setiap bangsal covid untuk mengurangi demand oksigen karena jarum di tabung besar mulai mendekati angka bawah.

Pergerakan jarum itu bagi kami seperti jarum bom waktu mengingat suplai oksigen belum tahu kapan datang sambil membayangkan kejadian ini telah terjadi di salah satu RS di Jateng, kehabisan oksigen dan banyak pasien meninggal karenanya.Lelah, siang saya paksa pulang… sampai rumah badan menggigil. Hiyaaa.

Entah berapa suhu badan saya tapi terasa anget dan pegel seluruh badan. Nguntal vitamin dan paracetamol, saya paksa tidur pakai masker dengan pikiran berkecamuk menunggu kepastian datangnya oksigen. Nggak papa.. yakin nggak papa karena ini sudah kewajiban dan risiko profesi. Tapi kenapa saya jadi cerita ini? Karena ada menko bilang “Yang bicara corona tak terkendali datang ke saya, nanti saya tunjukin ke mukanya”.

Sumber : Status Facebook Alim

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed