by

Toa Masjid dan Ruang Kedap Suara

Oleh : Ahmad Sarwat

Urusan berisiknya TOA masjid memang rada blunder. Pro dan kontra tidak bisa dihindari. Meski saya termasuk yang mengeluhkan berisiknya TOA masjid, tapi apalah daya. Saya bukan pengurus yang berpengaruh di masjid itu. Jadi tidak punya power apapun untuk kasih instruksi ini dan itu. Saya mewakili tetangga masjid yang pasrah. Mau ngomel gak bisa, apalagi komplain.

Sampai lama-lama jadi terbiasa. Cuma kalau pas lagi kajian online, tiba-tiba TOA bunyi menggelegar, selesai sudah. Masak mau cabut golok? Jalan keluarnya pakai teknologi. Karena saya belum ketemu teknologi yang bisa meredam suara di alam bebas, maka yang saya lakukan adalah membangun ruang kedap suara di dalam rumah. Disini saya mau berbagi pengalaman, sekalian cerita bahwa saya bikin studio indoor di salah satu sudut rumah.

1. Dinding ruangan terbangun dengan bata merah, bukan hable apalagi triplek. Ini biar suara bising di luar bisa ditahan tidak tembus masuk rumah.

2. Minimalkan ventilasi, baik jendela pintu atau lubang angin. Dan sebagai gantinya pasang AC. Ruang studio di rumah saya itu saya lepas kusen jendelanya, lalu saya panggil tukang untuk pasang bata merah, sekalian diplester dan diaci terus dicat ulang.

3. Pasang lapisan peredam suara di semua dinding, termasuk atap. Catatan saya, meski murah belum tentu jelek.

4. Gelari karpet pada lantainya yang fungsinya ikut jadi peredam juga.

5. Plafon ruangan jangan hanya berupa loteng dan genteng, tapi kudu dicor atau didak juga. Syukur di atasnya buat lantai 2, 3 atau 4.

6. Posisi ruangan usahakan di bagian paling jauh dari sumber suara bising. Dengan semua konsep di atas, meski suara TOA masih terdengar, tapi suaranya sayup-sayup. Kayak terdengar dari jarak jauh. Yah minimal tidak bocor, biar berisik suara di luar tidak masuk microphone. Itu namanya win-win solution.

Sumber : Status Facebook Ahmad Sarwat

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed