Oleh : Mamang Haerudin
Ada yang menarik lagi nih. Dan seperti biasa ini kebiasaan buruk umumnya warganet. Belum lama ini Wirda Mansur (putri pertama Ust Yusuf Mansur) meluncurkan token kripto dalam negeri. Saya perhatikan banyak warganet yang “ngincer” atau menunggu kesalahan dari diluncurkan token kripto I-COIN. Bahkan Wirda Mansur dipreteli dan dikuliti habis-habisan, misal soal pendidikannya yang pernah ke Harvard, lalu dengan hebatnya warganet membandingkan studi S1 Wirda di Idaqu (kampus yang didirikan Ayahnya yakni Ust Yusuf Mansur) yang terlacak masuk pada jurusan Ilmu Hadis.
Per hari ini token kripto Wirda terjun payung ke angka 60 persen. Mantap ini momen-momen yang ditunggu-tunggu warganet dan para pembenci Ust Yusuf Mansur. Bahkan bully-an dan kebencian warganet kepada Wirda dikaitkan dengan kasus yang menimpa Ayahnya yakni Ust Yusuf Mansur. Banyak sekali komentar yang nadanya menjatuhkan, ngata-ngatain bahwa Wirda Mansur itu kelakuannya sama seperti Ayahnya, yang doyan jualan agama dan surga.
Mengerikan sekali memang. Saya tidak begitu. Saya justru mengapresiasi hasil karya anak bangsa. Sekali pun Wirda punya bekingan Ust Yusuf. Tidak banyak anak muda, apalagi perempuan yang hebat seperti Wirda. Mestinya saya dan umumnya umat Muslim mengikuti jejak inovatif Wirda. Tentu dengan cara yang baik, sesuai aturan OJK dsn lembaga terkait lainnya. Kalau ada yang salah dari Wirda silakan diingatkan, tapi jangan dipermalukan.
Selalu kita utamakan empati: bagaimana kalau kita sendiri yang dibully dan dijatuhkan. Saya justru malu sama Wirda. Harusnya siapa pun (Presiden, pejabat, guru, dosen, peneliti, tokoh agama, dll) malu, mereka yang tidak kreatif, asyik sendiri, bisanya cuma membully. Untuk ke depannya, tangkap substansinya, jangan tangkap negatifnya. Jangan kebiasaan doyan mencari-cari kesalahan orang lain. Ingat baik buruknya kita, balasannya akan kembali kepada kita. Wallahu a’lam
Sumber : Status Facebook Mamang M Haerudin (Aa)
Comment