by

Petisi Online Cabut Kewarganegaraan Rizieq Shihab

A.M. Hanafi 
Hal serupa juga dialami oleh mantan Menteri Urusan Tenaga Rakyat dan Duta Besar Indonesia untuk Kuba, A.M. Hanafi. Pada tahun 1965, Dia harus kehilangan kewarganegaraannya karena dinilai punya kedekatan dengan Soekarno. Usai kehilangan status kewarganegaraannya, dia pun menjadi eksil dan meminta suaka politik kepada pemerintah Perancis. 
 
Menteri yang pernah moncer di era Soekarno ini pun akhirnya menghabiskan masa tuanya di Perancis. Pada tahun 2004 dia meninggal di sana. 
 
Tom Iljas 
Bukan hanya para tokoh, geger politik 30 September 1965 berefek kepada para pelajar Indonesia yang sedang belajar di luar negeri. Tom Iljas salah satunya. Tom saat itu merupakan anggota Diaspora Indonesia di Swedia. Tom mendapat tugas belajar dari pemerintah Soekarno ke Peking Institute of Agricultural Mechanization, China. 
 
Namun, ketika hendak pulang ke Indonesia, paspornya ditahan oleh imigrasi. Tom kehilangan kewarganegaraannya. Dia dianggap punya hubungan dengan pemerintah Soekarno. Akhirnya, Tom pun menjadi warga negara Swedia. 
 
Sarmadji
Peristiwa 30 September 1965 juga berdampak pada status kewarganegaraan Sarmadji. Samardji merupakan guru yang dikirim ke China untuk belajar, pada era pemerintahan Soekarno. Di sana, dia belajar tentang pendidikan anak di luar sekolah. Namun, usai hara-huru politik tahun 1965, pemerintahan Orde Baru mencabut status kewarganegaraan Sarmadji. 
 
Usai kehilangan kewarganegaraannya, Sarmadji harus tinggal di China selama 45 tahun lebih. Sampai akhirnya dia pindah ke Belanda dan menjadi warga negara Belanda.
 
(sumber: detik.com)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed