by

Pencitraan Marah di Tempat yang Salah, Anies Blunder Lagi, Malu Sendiri

Oleh: Amaranta Ursula

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan marah-marah melihat dua kantor buka di tengah pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Dia pun meminta dua perusahaan swasta yang terletak di bilangan Sahid Sudirman Centre, Jakarta Pusat itu ditutup. Kedua perusahaan itu adalah PT Equity Life dan Ray White Indonesia. 

Drama marah-marah saat sidak aturan kerja dari rumah atau work from home selama PPKM darurat itu dibagikan Anies melalui fitur story atau cerita di akun Instagram pribadinya sekitar pukul 11 pagi. Namun belakang diketahui, perusahaan asuransi yang diminta tutup itu masuk perkecualian dalam aturan PPKM. Perusahaan asuransi boleh tetap buka. 

Dalam cuplikan video yang diposting di Instagram pribadinya, Anies terlihat marah-marah kepada salah seorang pimpinan perusahaan yang dinilai bertanggungjawab di perusahaan. Anies juga marah melihat seorang ibu hamil berada di kantor. Selepas meluapkan marah kepada pimpinan perusahaan yang kena sidak, Anies lantas meminta seluruh karyawan untuk kembali pulang ke rumah. Kemudian, dia langsung menyegel dua perusahaan tersebut. 

Drama marah-marah Anies kali ini cukup bagus, penuh penjiwaan tapi sungguh konyol. Mengapa? Karena salah satu perusahaan yang kena marah adalah perusahaan asuransi. Perusahaan asuransi termasuk jenis usaha esensial sehingga boleh tetap boleh buka berdasarkan aturan PPKM. 

Kesalahan lagi adalah menegur ibu hamil yang dikatakan sedang ngantor. Padahal belakangan diketahui ibu hamil itu datang ke kantor karena sedang mengurus cuti hamil. Namun tentu saja kesalahgan terbesar Anies adalah karena dia ternyata tidak paham aturan. 

Anies perlu membaca lagi Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali dan membaca kembali surat Keputusan Gubernur DKI Nomor 875 Tahun 2021 tentang PPKM Darurat Covid-19. Pimpinan  perusahan asuransi telanjur dimarahi, padahal perusahan asuransi termasuk perkecualian dalam aturan PPKM.

Bijimana kagak konyol Anies ini? Dia sendiri yang ikut membuat aturan, eh ternyata enggak paham aturan itu sendiri. Terbukti Anies memang tidak fokus bekerja. Bisanya hanya petentang petenteng, akting marah-marah engga jelas agar terlihat mirip orang sibuk dan peduli padahal salah.

Untuk diketahui, karyawan asuransi ibarat atm. Harus selalu ada. Apalagi di saat banyak musibah seperti sekarang. Mereka tetap harus bekerja mengurus macam-macam dokumen milik nasabah agar bisa ACC klaim yang diajukannya, terutama untuk pembiayaan keluarga yang sakit di rumah sakit, ataupun yang meninggal dunia. Kok malah dimarahi seperti orang paling hina di dunia? Jadi kalau ada klaim asuransi tapi ditolak kerena kantornya disuruh tutup ya jangan salahkan pihak asuransi. Salahkan gubernur yang lagi main drama.

Memang patut dipertanyakan kecerdasan Anies ini, terutama ketika membuat drama. Gaya Anies marahnya sih boleh juga. Mirip marahnya emak-emak pemain sinetron Ikatan Cinta. Benar-benar terlihat garang.  Jari menuding-nuding penuh emosi. Begitulah yang terlihat di akun media sosialnya.

Anehnya, konon Anies langsung naik ke lantai 43. Lantai-lantai di bawahnya dilewati begitu aja. Sepertinya memang sudah ditarget. Saat memposting drama kemarahannya di story Intagram, mungkin Anies menduga nantinya bakal disanjung bak pahlawan. Orang-orang akan menyebut dirinya sebagai pemimpin yang tegas seperti Ahok sang pendahulunya. 

Mungkin dia sudah membayangkan setelah posting story di media sosialnya, akan panen dukungan menjadi Presiden 2024. Karena pencitraannya sebelum ini jelas tidak berhasil. Pose dengan gerobak sampah dan makan di warteg sudah terlalu mainstream. Citra ketegasan, itu sangat diharapkan. Namun tegasnya Ahok jelas bukan drama. Sedangkan Anies sebaliknya.

Dan susah payah Anies membangun pencitraan diri, ternyata malah malu sendiri. Dia marah-marah pada sasaran yang tidak tepat. Tim produksi konten benar-benar tidak cerdas dan tidak teliti. Sekalinya mau tampak tegas, malah ditertawakan orang-orang.

Dalam peraturan PPPKM Darurat, perusahaan esensial boleh tetap beroperasi. Misalnya rumah sakit, atau bank. Perusahaan asuransi juga masuk kategori ini. Drama marah-marah Anies ini menunjukkan, bahwa apa menjadi pemimpin itu tak cukup hanya bermodal akting. Sudah capek ngamuk-ngamuk, bikin malu orang, ternyata dia yang bahlul.

Harap maklum, Anies lagi berusaha  untuk kelihatan kerja. Walau jadinya malah ngawur. Sangat dipahami dia rajin mencari peluang untuk memperoleh citra diri, walaupun harus menabrak aturan yangg dibuatnya sendiri. Yang salah itu tim produksi kontennya, salah ambil lokasi syuting. Sekalinya bersikap keras agar dianggap tegas dan kontennya viral, ternyata benar-benar viral tapi viral untuk dipermalukan.

Pemimpin yang tak bisa kerja jadinya memang harus membuat drama. Aturan yang dibuat sendiri saja dia tidak paham. Terbukti dia memang tidak bisa mengerjakan banyak hal. Termasuk ketika berpura-pura menjadi pemimpin. Harus diakui, drama kali ini lumayan menghibur.

Kalau aturan sendiri aja gak paham, bagaimana mau mau jadi presiden? Gimana jadinya?  Belum lagi ketidakpahaman pada hal-hal yang lebih besar. Tak ada gunanya kulaih tinggi-tinggi. Dengan titel berderet-deret. Pencitraan pegang buku Cuma untuk difoto. Tak heran dulu dipecat ketika menjadi menteri.

Aturan dia sendiri yang buat, akting juga dia yang buat. Suka suka dia berdrama, terserah lakonnya apa Yang penting pemirsa bisa dibuat gila. Tapi Tuhan selalu punya cara untuk menunjukkan jati diri orang-orang munafik. Akhirnya, selamat buat Rocky Garong yang terus berbangga terhadap gubernur  dungu. Cukup Jakarta saja yang ditipu. Jangan Indonesia.

Presiden Jokowi sudah benar. Untung cuma 1,5 tahun dia menjabat menteri. Kalau lama bisa babak belur seperti DKI. Ini pelajaran terburuk yang tertanam di benak kita semua di seluruh Indonesia. Cukup contoh di DKI. Jangan pilih yang hanya pandai retorika. Itu ruang lingkup stand up komedi, ranahnya para komika. 

Warga Jakarta, banyak banyak berdoa saja. Jakarta bisa berjalan sampai hari ini karena pertolongan Tuhan semata. Sementara pemimpinnya terus menunjukkan kebahlulan yang hakiki.

Udah gayanya petentengan, eh salah sasaran. Nggak malu pula. Sempurnalah parahnya. Yang diutamakan adalah konten media sosialnya. Agar seolah-olah kerja. Jadi Instagram dan YouTube ada isinya. Walau  parah banget kelakuannya. Pada akhirnya dia sendiri yang melucuti harga diri dan martabatnya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed