Oleh : Aan Anshori
Jatuh cinta ke Jokowi itu ndak papa Namun jika keterlaluan, ya ndak baik. Ndak suka dengan Cak Nun karena apa yang ia sampaikan, itu bagus. Tanda kalau kita masih waras.
Tapi kalau ketidaksukaan itu berlebihan karena kecintaan yang menggebu-gebu, rasanya kok ndak bagus.
Cak Nun tidak hanya perlu dimaafkan namun juga layak diapresiasi. Ia menjadi martir ketika sangat sedikit dari kita berani menyatakan kecintaan melalui kritik simbolik. Dan bahkan untuk itu, ia bersedia meminta maaf –dengan alasan kesambet sekalipun.
Sedangkan presiden Jokowi, ia adalah teladan dalam hal keberaniannya menahan diri untuk tidak menggunakan kekuasaannya yang akan berakibat terberangusnya kemerdekaan berpendapat. Sungguh pun pastilah sangat berat baginya dan keluarga dikatain seperti Fir’aun.
Keteladanan ini sekaligus merupakan pintu masuk, entah yang keberapa, bagi Presiden Jokowi untuk kembali mengevaluasi kinerjanya melalui sebuah pertanyaan reflektif, “bagaimana mungkin seseorang yang sudah mati-matian bekerja untuk rakyat namun masih dianggap seperti Firaun?” (*)
Sumber : Status Facebook Aan Anshori
emang dia minta maaf sama siapa?
keluarga nya?
ya biarlah keluarga nya yg me maafkan.
lah buat apa kami kami kasih maaf ke mbah Nun.
wong jelas rekam jejaknya dia itu benci banget sama Jokowi entah kenapa.
tapi malah kagum sama Suharto,
aneh.