by

Debat I : Prabowo Kalah Telak

Secara keseluruhan, jawaban pihak 01 kurang menggambarkan visi ke depan dan lebih banyak menggambarkan pencapaian yg sudah dilakukan sehingga mungkin membawa masyarakat bertanya, kira2 ke depan mau ada apa sih. Program ke depan sangat penting karena masih banyak PR di periode ini yg belum selesai atau target yg bahkan masih jauh dari kenyataan.

Sementara kubu 02 memberikan jawaban yg terlalu normatif dan klise, tidak ada contoh konkrit sama sekali. Berulang kali diucapkan akan menegakkan hukum dan HAM tapi tidak dijelaskan apa yg menjadi pembeda dengan era saat ini. Sebab setiap pemerintah kalau ditanya, pasti jawabannya akan normatif dan formal seperti itu tapi yg diperlukan adalah bagaimana cara konkritnya. Misanya, bagaimana cara ia memastikan bahwa kenaikan gaji pejabat mampu mencegah korupsi sebab selama ini gaji pejabat yg tinggi ternyata tidak mampu menghadang laju korupsi kepala daerah atau hakim.

Tidak hanya paslon, moderator pun harus lebih berani menegur paslon terutama bila kurang sesuai dengan pertanyaan seperti permintaan contoh kasus nyata yg diabaikan kedua paslon. Atau misalkan ketika paslon menjawab dengan jawaban yg menyimpang dari topik. Moderator harus berani memotong dan mengingatkan palson dengan tegas. Jangan pasrah saja dalam menerima jawaban palson karena tugas moderator adalah membimbing jalannya debat agar berjalan efisien dan tepat guna.

Dan terakhir soal format debat, KPU harus berani mencari bentuk yg bisa membuat debat lebih cair. Format talkshow semisal Mata Najwa mungkin bisa dipertimbangkan. Karena di sana, tiap peserta diberi keluangan waktu dalam menjawab tanpa dibatasi waktu formal namun tetap dibawah kontrol moderator. Ini akan membuat kandidat bisa leluasa menuangkan ide dan visi misinya tanpa harus membagi fokus soal waktu formal.

Seringkali kita lihat Najwa memotong ucapan peserta jika dirasa menyimpang dan mengingatkan untuk fokus ke pertanyaan. Bahkan seringkali ia mengklarifikasi jawaban peserta bila ada hal yg dirasa bertentangan. Ketika kandidat tahu dibatasi oleh waktu formal yg cuma semenit dua menit, maka bisa dipahami kalau pada akhirnya kandidat akan lebih memberi jawaban yg “aman” (play safe) agar tidak diserang balik.

Terkait soal kisi-kisi, sebetulnya itu tidak masalah sepanjang hanya berupa gambaran umum dan bukan pertanyaan pasti. Ini justru berguna agar kandidat bisa fokus pada topik. Toh tiap kandidat jg diberikan hak bertanya menggunakan soal yg dibawa masing2. Jadi akan tetap banyak kejutan untuk kedua paslon.

Mudah2an ada perbaikan yg signifikan untuk debat kedua nanti, demi Indonesia yg lebih baik dan maju.

Update : Lupa ngritik netizen. Jadi gini, sebaiknya…
Mmm ga jadi deh, dibatalin. Stelah dpikir2, klean para deterjen udah sempurna. Mon maap atas kelancangan saia yg udah berani niat ngritik, jan dibuli plis, saia khilaf lahir batin.

Sumber : Status Facebook Aldie Kaezzar

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed