by

Perang Itu Investasi

Oleh : Alto L

Sebelum konflik bersenjata antara HAMAS dan Israel terjadi saat ini, banyak pendapat dan opini yang mengatakan dan berharap bahwa jika perang antara Palestina dan Israel terjadi lagi maka bukan hanya Palestina yang akan melawan, tapi juga Hezbollah, Suriah dan Iran akan turun tangan.Hal ini wajar karena retorika-retorika perlawanan terhadap Israel selalu diungkapkan oleh Hezbollah dan Iran.

Suriah walaupun tidak terlalu sering mengeluarkan pernyataan dan komitmen untuk menyerang Israel, tapi sering kali mendapat serangan dari Angkatan Udara Israel (IAF) yang menyasar lokasi-lokasi di dalam wilayah Suriah, dan setiap kali ada serangan Israel, pemerintah Suriah selalu mengeluarkan ancaman akan serangan balik. Akan tetapi, sampai dengan hari ini, sama sekali tidak terlihat adanya pergerakan kekuatan militer yang signifikan atau indikatif akan bantuan serangan bersenjata dari Hezbollah, dari militer Suriah ataupun dari proxi-proxi Iran yang berada di Suriah.

Kenapa mereka tidak tertarik? Apakah mereka tidak cinta Palestina? Apakah selama ini mereka pun hanya ‘menjual Palestina’ saja demi kepentingan politik domestik mereka? Sedih, tapi kenyataannya bahwa perang itu investasi, dan setiap nyawa yang hilang itu ada implikasinya. Hezbollah akan berpikir berkali-kali untuk ikut terlibat dalam perang sekarang. Kondisi perekonomian Lebanon yang sedang parah-parahnya saat ini membuat mereka enggan untuk ikut perang karena akan membalikan opini popular masyarakat Leboanon melawan mereka.

Hezbollah itu tidak bodoh. Hal yang sama juga dialami Suriah. Mereka pun lagi sibuk dengan urusan domestik mereka. Kenyataannya bahwa IAF selama ini berhasil melakukan serangan-serangan presisi menyasar target-target yang dituduh sebagai proksi Iran di Suriah membuat Suriah menganggap tidak perlu menambah sakit kepala dengan perangnya HAMAS kali ini. Kepentingan stabilitas dan politik domestik lebih penting.Iran pun demikian. Dia lagi membaca arah kebijakan politik pemerintahan Biden sehingga tidak mau salah dalam mengambil keputusan.

Bagi mereka, kali ini bukan soal Palestina, tapi soal HAMAS. Jadi, seheboh-hebohnya retorika perang, negara atau aktor non-negara akan berpikir berkali-kali untuk berinvestasi dalam perang. Kepentingan domestik akan tetap menjadi pertimbangan utama, apalagi kalau ingin terjun ke perang orang lain.

Sumber : Status Facebook Alto L

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed