by

Gerombolan yang Menolak Evolusi

Oleh: Eko Kuntadhi

Gerombolan Wahabi dengan segala polahnya ini, yang bikin agama jadi bahan tertawaan terus. 

Cirinya, sibuk dengan mengutak-atik segala sesuatu dengan halal-haram. Menerjemahkan agama dengan logika absurd. Bahkan jika dibandingkan, jauh lebih cerdas kaum Flinstones dibanding pola pikir mereka. 

Repotnya mereka merasa mewakili otoritas kitab suci. Jadi pedenya minta ampun. Meski argumennya lucu. 

Coba lihat saja tingkah para pengikutnya. Seolah kehidupan mau ditarik ke jaman 1500 tahun lalu. Artinya mereka sama sekali gak mengapresiasi perkembangan peradaban. Menafikkan jutaan penemuan, jutaan kemajuan yang berhasil ditemukan. 

Entah kenapa, di otak mereka sejarah dianggap bergerak ke arah negatif. Padahal dibanding jaman dulu, hidup manusia sekarang makin beradab. Makin manusiawi. Makin maju dan jauh lebih baik. 

Percaya deh. Kalau soal dosa dan maksiat, orang-orang diperabadan dulu jauh lebih ganas dan keji. Di mata saya justru manusia jaman ini jauh lebih beragama dan beradab dibanding manusia jaman lalu. 

Tentu saja bukan termasuk manusia-manusia suci dan alim seperti para Nabi, Aimah dan para pembawa obor akhlak. Mereka adalah pengecualian. Mereka memang pelita bagi kita. 

Tapi kalau dilihat kehidupan secara umum. Nilai masyarakatnya. Saya berani bilang, masyarakat jaman ini berakhlak dan bersikap jauh lebih baik dibanding jaman sebelumnya. Artinya kehidupan terus menyempurnakan dirinya. Berherak lebih baik. 

Jadi aneh bin ajaib kalau ada gerombolan orang yang memuja masa lalu. Sam saja memuja stagnasi. Bahkan memuja kemunduran. 

Sayangnya, ada sebagian orang yang menunggangi agama untuk menariknya selalu ke alam purba. Jangan heran jika ajaran-ajaran mereka terasa seperti komedi. Layak ditertawakan. 

Pernah dengar seorang ustad, namanya Yazid yang ceramah dengan gagah berani mengatakan onani gak membatalkan puasa. Hanya kerena gak ada dalilnya menurut isi kepala si penceramah? 

Pernah pendapat agama melaknat perempuan yang tidur pakai celana dalam. Karena menyusahkan suaminya kalau mau wikeikwik? 

Caelah. Tuh, laki manja banget. Apa susahnya ploritin doang? 

inilah repotnya. Mereka seolah menjadi penerjemah kitab suci. Padahal mereka hanyalah orang yang mengerdilkan pikirannya sendiri. Kitab suci dibekuk hanya sebatas isi kepalanya yang malas beranjak dari tempat tidur. 

Orang-orang seperti ini bertingkah mirip kaum gurun yang terisolasi. Bukan lokasinya yang terisolasi. Tapi pikirannya sendiri yang terpenjara. Yang mengerikan pikiran itu diisolasi dengan belagak mengikuti kitab suci. 

Padahal kitab suci sendiri selalu berseru, ‘apakah kamu tidak berfikir? Apakah kamu tidak mengambil pelajaran? ‘

Cara berfikirnya mirip kuda dalam karung. 

Di sekitar kita mulai banyak tumbuh Orang-orang jenis ini. Beragama bukannya membuat mereka jadi tambah maju cara tapi makin ancur. Makin aneh. 

Pakaiannya juga aneh. Tampilan makin lucu. Hanya karena Nabi pernah bicara soal jenggot pada suku Arab, eh, mereka mau ikut-ikutan. 

Padahal secara genetik, jenggotnya hanya sanggup tumbuh beberapa lembar. Jadinya tumbuh seperti kuas. 

Semagat gerombolan ini memusuhi kehidupan. Makanya mereka selalu bertingkah seperti anti kemajuan. Anti perkembangan jaman. Mereka jadi sejenis mahluk yang menolak evolusi. Atau karena proses evolusinya memang belum selesai. Kita gak tahu. 

“Mas, CD dilarang juga gak?,” tanya Abu Kumkum. 

Mesum, luh

(Sumber: Facebook Eko Kuntadhi)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed