by

Tunjukkan Keimananmu

Oleh: Satria Dharma

Seandainya bisa maka saya akan mengumpulkan semua ulama di MUI, para ustad, kyai, Gus semua lalu saya ceramahi. Ya, akan saya ceramahi… Mesisan nek kualat.

Saya mau sampaikan pada mereka bahwa sebagai umat yang beriman maka tentunya mereka sudah paham bahwa masa sekarang ini adalah masa yang sangat pas dengan ayat Alquran Surat Al Baqarah ayat 155 – 157 yang artinya :

-Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,

  • (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali).
    -Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Tuhan jelas sekali SAAT INI sedang MENGUJI KITA dengan pandemi ini. Jika ada umat Islam, apalagi pengurus MUI, guru agama, ustad, ulama, kyai, Gus, yang tidak percaya bahwa ini adalah ujian maka mereka sebenarnya TIDAK BERIMAN. Tidak peduli apa pun kilah mereka.

Lalu apa sikap umat yang beriman jika menerima ujian? Ya mereka berserah diri pada Tuhan yang menguji dan menyatakan bahwa kita menerima ujian ini karena kita milik Allah dan akan kembali pada Allah juga. Umat yang beriman akan BERSABAR. Umat yang beriman tidak akan nyinyir, ngomel, mengeluh, apalagi marah dan memprovokasi jamaahnya pada pemerintah karena itu adalah SEBODOH-BODOHNYA SIKAP.

Jika kita beriman dan sadar bahwa ini adalah ujian dari Allah lantas mengapa kita marah para pemerintah? Emangnya pemerintah yang menguji kalian kok marahnya ke pemerintah? Lagipula kalau kalian benar-benar beriman dan mengimani ayat-ayat di atas maka semestinya sikap dan prilaku kalian semestinya mengikuti PROTOKOL KEBERIMANAN orang yang sedang diberi ujian seperti di atas. Kalau kita tawakkal dan bersabar maka jelas Tuhan akan memberi kita ampunan dan RahmatNya. Kita akan mendapatkan petunjuk. Kita akan mendapatkan kabar gembira karena kesabaran kita.

Tuhan jelas-jelas menyatakan menguji dengan SEDIKIT ketakutan, kelaparan, kekurangan. Jadi sebenarnya sudah ditakar oleh Tuhan bahwa ujiannya ini hanya SEDIKIT ketakutan, kelaparan, dan kekurangan. TIDAK BANYAK. Tapi ganjaran dari kesabarannya akan sangat menggembirakan berupa ampunan, rahmat, dan petunjuk. Sepanjang usia negara yang sudah 75 tahun ini kita baru diuji dengan pandemi ini kurang dari dua tahun. Selama 70 tahun lebih kehidupan kita selalu diberkahi, dirahmati, dan dilindungi oleh Allah SWT. Jadi memang sangat sedikit jika dibandingkan dengan usia negara selama ini.

Lha mosok ngakunya beriman tapi baru diuji SEDIKIT ketakutan, kelaparan, dan kekurangan saja sudah memilih untuk kufur dan bersikap membangkang dari apa yang diperintahkan olehNya?

Begitu juga kalian wahai para ustad, guru agama, kyai, ulama, Gus, dan semua pemuka agama. SUDAH SELAYAKNYA jika kalianlah yang menjadi pelopor untuk mengajak jamaah kalian untuk mengikuti perintah Tuhan di atas, yaitu untuk bersabar dan bertawakkal terhadap ujian Tuhan ini. Lha wong cuma SEDIKIT saja kok. Memang ada yang meninggal tapi yang sembuh jauh lebih besar. Mosok sih hal sejelas ini belum kelihatan juga. Memang ada yang ketakutan tapi faktanya masih jauh lebih banyak yang berani menghadapi pandemi ini. Memang ada yang kelaparan tapi toh ada saja yang membantu di sana-sini. Sungguh ini hanya SEDIKIT. Jangan membesar-besarkannya.

Justru di saat seperti inilah sebenarnya kita harus menunjukkan sikap SABAR, TAWAKKAL, dan sekaligus sikap gotong royong dan saling bantu. Kita yang masih berkelebihan bisa membantu yang kekurangan. Yang berani membantu moral yang ketakutan. Sekaranglah saatnya kita tunjukkan jati diri kita sebagai Islam yang paling baik sebagaimana hadist Rasulullah Islam yang paling baik adalah “Kamu MEMBERI MAKAN dan MEMBERI SALAM kepada orang yang kamu kenal dan yang tidak kamu kenal”.

Jadi kalau ada orang yang mengaku atau dianggap ustad, ulama, atau kyai yang menghadapi masa pandemi ini tidak dengan sikap SABAR, TAWAKKAL, MEMBERI MAKAN, dan SALING MENGUATKAN sesama, apalagi malah memprovokasi umat Islam untuk mengeluh, meradang, mencaci, mengumpat, dan melawan pemerintah maka ketahuilah maka sesungguhnya mereka telah jatuh dalam sikap kufur. Mereka adalah ulama su’ yang harus dijauhi dan jangan didengar kata-katanya.

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed