by

Teka-Teki Kebudayaan Mesopotamia dan Candi Sukuh

Oleh : Suryaning Dewanti

Bentuk salah satu relief yang ada pada candi sukuh ini memiliki kesamaan ciri dengan salah satu lambang yang ada di Sumeria kuno (3000 th SM)? Apakah hanya kebetulan atau memang memiliki makna yang sama ? (dengan rentang tahun sejauh itu.)Lambang yang mirip dengan simbol “omega”, bagi orang Sumeria sebenarnya tidak ada hubungannya dengan huruf Omega, aksara Yunani, lambang ini lebih mengacu pada simbol yang mewakili dewi Mesopotamia Ninhursag.

Ninhursag (baca: Nin Ḫar Sag) jika diartikan artinya adalah Dewi Gunung Suci, salah satu dari tujuh dewa besar Sumeria, yang diberi kekuasaan atas kehamilan, kesuburan dan persalinan, atau disebut juga sebagai “dewi kesuburan”. Dalam epik Akkadia Atra-Hasis, dalam mitos penciptaan abad ke-18 SM, penciptaan manusia juga berhubungan dengan Ninhursag. Disanalah awal mulai cerita manusia diciptakan dari tanah dimulai dan menyebar dengan berbagai versinya. Bentuk lambang yang mirip ‘omega’ tersebut dalam kebudayaan Mesopotamia diatikan sebagai bentuk rahim wanita, bahkan dinilai memiliki kemiripannya dengan alat reproduksi wanita, yang terdiri dari: vagina, leher rahim, dan bentuk rahimnya yang sangat mencolok.

Dalam kebudayaan Mesir kuno digambarkan dengan ANKH yang artinya adalah Kunci Kehidupan.Rahim (manusia) memang tempat menjelmanya kelima element bumi menjadi raga yang hidup karena bersenyawanya Sang jiwa dengan raga. Sehingga rahim wanita atau yoni sering disebut sebagai Gua Garbha (Ruang suci) sebagai Gerbang Kehidupan itu sendiri. Semua proses menjelma dan meraga , dari ketiadaan menuju keberadaan terpahat pada detail relief Kerahiman Candi Sukuh. Menurut catatan sejarah yang dituliskan, Candi Sukuh didasarkan pada agama Hindu dan diperkirakan telah dibangun pada akhir abad 15. Berbeda dengan candi Hindu pada umumnya, arsitektur Candi Sukuh menyimpang dari ketentuan dalam panduan bangunan candi Hindu Wastu Widya.

Padahal dalam membuat Candi, ada aturan sendiri yang sangat baku dan tidak boleh dilanggar atau diubah, yang dalam hal juga tertulis dalam KAMIKA-GAMA (Manasara Shilpasastra), ada 75 bab dan 60 babnya hanya menjelaskan mengenai Arsitektur dan Patung, dan bagaimana pengerjaan terhadap terhadap keduanya (arsitektur dan Patung) yang tidak dapat menyimpang dari kaidah arsitektur Candi yang sudah ditetapkan, oleh karenanya disebut dengan GAMA karena sifatnya sangat baku dan tidak bisa diubah ketentuannya. (Berbeda dengan A-GAMA)

Melihat bangunannya candi Sukuh lebih mirip dengan punden berundak yang umum mungkin sekitar pada masa megalitikum muda (zaman perunggu 1000-100 SM).Candi Sukuh Tidak hanya memliki kesamaan dengan kebudayaan Mesopotamia saja, selain candinya sendiri memiliki kemiripan bentuk kuil suku Maya di Chicen Itza, Meksiko. Komplek dari Kuil tersebut menurut catatan tertulis dibangun sekitar tahun 500 Masehi namun tidak sedikit juga sumber lain yang mengatakan bahwa Kuil tersbut dibangun sekitar 800 Th SM. (ini malah memiliki kecocokan dengan zaman perunggu megalitikum)

Relief-relief yang terpahat pada candi juga memiliki kemiripan bentuk dengan beberapa kebudayaan lain yang tersebar di banyak wilayah, membawa pada hipotesa sementara pada bahwa ada satu kebudayaan besar yang menyebar hingga ke seluruh wilayah dunia. Jika kita melihat kembali catatan bahwa penobatan Raja Diraja Dwipantara – Nusantara dilaksanakan di Candi Sukuh, maka bisa jadi Candi Sukuh adalah salah satu tempat untuk belajar bagi para Raja dari berbagai negara.Sampai disini dulu di sambung lain waktu.

Rahayu,

Sumber : Status Facebook Suryaning Dewanti

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed