by

Tax Amnesty dan Nasib Singapore

Oleh: Erizeli Bandaro
 

Dua minggu lalu , saya makan malam dengan eksekutif salah satu perusahaan sekuritas. Dia bercerita bahwa ada salah satu perusahaan di Singapore yang mempunyai beberapa franchise makanan dan minuman menawarkan untuk kerjasama. Padahal beberapa tahun lalu dia berusaha membujuk perusahan itu untuk masuk ke Indonesia untuk bermitra dengan clients nya tapi tidak tertarik. Tapi sekarang perusahaan itu sangat antusias untuk masuk ke Indonesia. Apa alasannya ? ekonomi singapore semakin suram dan daya beli semakin turun.
 
Ekonom bisa saja membuat analisa data statistik dan menyimpulkannya atas dasar keilmuannya. Tapi pemegang merek franchise khususnya makanan dan minuman, tidak pernah salah menentukan data market. Mau tau kurs sebenarnya mata uang, liatlah harga minuman di Starbucks dan harga ayam di Mc Donald. Mengapa? Karena mereka mencatat dengan rapi real market setiap hari. Walau indikatornya kelas menengah namun sebetulnya itulah real indikator ekonomi. Yang mengggerakan ekonomi suatu negara ya kelas menengah.
 
Masalah singapore sebetulnya bukan saja karena semakin restriksinya china terhadap bisnis jasa yang di tawarkan singapore tapi juga karena kebijakan tax amnesty dari Indonesia yang tadinya di sikapi sebelah mata, tapi ternyata jadi bagaikan angin tornado. Beberapa teman merasakan betapa sulitnya melakukan cross border transfer diatas USD 500,000 dari Singapore. Padahal dulu yang membuat Singapore menjadi sorga bagi orang kaya karena kebebasan transfer. Tapi dengan adanya restriksi ( masuk katagori suspicions transaction reports/ STR ) yang di picu oleh rasa kawatir berlebihan itu , menjadi bola salju, semakin membesar dan rumor beredar dimana mana bahwa cadangan devisa singapore tidak sebesarnya yang di beritakan.
 
Kini walau belum bisa di katakan rush tapi kecenderungan itu semakin terasa. Beberapa fund manager mengatakan memang ada kekawatiran dari clients nya untuk pindahkan dana dari singapore. Ini pelajaran mahal dari Singapore. Seharusnya Singapore tetap tenang. Berapapun orang mau pindahkan uangnya tidak perlu di sikapi berlebihan. Kekuatan dan citra singapore sebagai financial center kelas dunia harus di pertahankan, dan salah satunya menjamin kemudahan pemindahan dana termasuk orang indonesia yang mau pindahkan uangnya ke Indonesia.
 
Ingat kata supir taksi di Singapore ” Because God sent a great person to be president in Indonesia. Now Singapore leaders are aware that they are not smart enough..”
 
(Sumber: Status Facebook Erizeli)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed