by

Surat untuk Benny K Harman, Anggota DPR Dapil NTT

Saudara harus ingat bahwa kursi yang Saudara tempati di Parlemen Nasional saat ini tidak turun dari langit Cikeas tetapi dari ratusan ribu doa dan harapan suara masyarakat yang tak bersuara di tanah lahirmu, Flores, Nusa Tenggara Timur, rakyat yang beberapa hari yang lalu bergembira menyambut kehadiran sang Pemimpinya di tanah Sumba dan Flores telah Saudara doakan agar terpapar Covid-19. Saudara Benny K. Harman, tidakkah Saudara sadari bahwa karakter dasar yang dimiliki oleh rakyat Sumba dan Flores adalah loyal terhadap pimpinannya. Loyalitas itu pun telah ditunjukkan oleh rakyat Sumba dan Flores ketika menyambut Sang Presiden dalam kunjungan kerjanya ke NTT beberapa hari yang lalu. Di sisi yang sama dari sudut pandang yang berbeda, karakter loyal terhadap pimpinan itu pun telah mengantarkan Saudara untuk menempati sejumlah pos penting baik di Partai Politik maupun di Parlemen Nasional.
Dalam menyambut kehadiran Presiden di tanah Sumba dan Flores, masyarakat Sumba dan Flores tidak pernah menerima undangan, himbauan atau apapun bentuk pemberitahuan agar berkumpul dalam jumlah yang banyak menyambut sang Presiden. Luapan kegembiraan masyarakat menyambut kedatangan Presiden mengalir seperti air tanpa balutan kepentingan politik dan lain sebagainya. Hal yang sama pun terjadi di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT ketika menyambut kunjungan Presiden beberapa waktu yang lalu semuanya berjalan apa adanya tanpa balutan kepentingan politik dan lain sebagainya. Oleh karena itu penyataan Saudara di Kompas TV yang mengatakan “Masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”, sungguh sangat melukai perasaan masyarakat Sumba dan Flores. Dengan entengnya Saudara menyatakan “Presiden jelas kasat mata melanggar Prokes. Aturan yang dibikin Presiden sendiri”. Akan lebih bemartabat jika Saudara mengatakan “saya mengerti luapan kegembiraan masyarakat Sumba dan Flores menyambut kedatangan Presiden karena saya pun bagian dari mereka”. Pernyatan itu akan selalu dikenang oleh masyarakat Sumba dan Flores sebagai wujud penghargaan Saudara sebagai wakil rakyat NTT di Parlemen Nasional. Namun jika Saudara tidak dapat menghargai perasaan rakyat Sumba dan Flores dalam menyambut kedatangan Presiden, lebih baik Saudara diam. Ya, sikap diam menjadi pilihan yang tepat bagi Saudara untuk tidak mengomentari luapan kebahagiaan rakyat Sumba dan Flores menyambut kedatangan Presiden di tanah Marapu dan Nusa Nipa. Seperti dalam tutur lisan di tanah Manggarai, Flores, tempat Saudara dilahirkan terdapat sebuah ungkapan yang mengatakan “eme toe harga ami lehau ga, com hema hau” (jika kau tidak bisa menghargai kami, lebih baik kau diam).
Saudara Benny K. Harman, masih terngiang dalam ingatanku beberapa saat yang lalu dalam sebuah kesempatan Saudara mengatakan bahwa orang Maumere hanya bisa omong. Dan kini ketika Presiden mengunjungi nian Sikka tanah Alok, Saudara kembali membuat pernyataan yang bertolak belakang dengan suara mayoritas masyarakat yang merindukan hadirnya Presiden di nian tanah Sikka. Kehadiran Presiden di nian tanah Sikka untuk meresmikan bendungan mega proyek “Napun Gete”, secara tidak langsung telah membuktikan kepada Saudara, bahwa orang Maumere tidak hanya omong tapi bekerja. Sekecil apapun kontribusi masyarakat, mereka telah mendukung hadirnya proyek strategis nasional tersebut. Di sisa masa jabatan Saudara sebagai anggota Parlemen Nasional saya mengharapkan hadirnya buah karya Saudara di tanah Sumba dan Flores seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden sehingga Saudara pun tidak dikenang sebagai orang Flores yang suka mencari-cari kesalahan Presiden.
Dengan segala keterbatasan yang ada ditengah masyarakat, kami rakyat Sumba dan Flores tidak akan pernah membalas ucapanmu yang menyakitkan yang telah mengatakan “masyarakat NTT rela korbankan dirinya terpapar COVID-19 hanya untuk melihat pemimpinnya”. Tetapi suara rakyat Sumba dan Flores akan dibuktikan dibilik suara jika kelak Saudara akan mencalonkan diri kembali menjadi Gubernur NTT 2023-2028 seperti pada 2 periode sebelumnya. Disanalah pembuktian akan nilai argumentasi dan kewibawaanmu sebagai calon pemimpin, seperti sebuah adagium Romawi yang mengatakan “Tantum valet auctoritas, quantum valet argumentatio” (nilai wibawa seseorang hanya setinggi nilai argumentasinya).
Teriring salam dan doaku agar Saudara pun mempersembahkan buah karya mu untuk rakyat Sumba dan Flores seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo.
Sumber : Status Facebook Fransisco Soarez

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed