Oleh: Iyyas Subiakto
Mencomot tulisan Cika di FB, bahwa semua orang punya sumber kebahagiaan masing², sehingga apabila seseorang yg mengambil sumber kebahagiaan dari orang lain dia bisa menderita sendiri.
Contoh ada yg memilih sumber kebahagiaan dari harta, tahta, wanita, lebih detailnya, ada yg suka mobil, perhiasan dll. Jadi jangan coba melirik sumber kebahagiaan orang kalau anda tak mampu, bisa kelu akhlak. Orang naik mobil anda naik tensi. Orang pindah rumah mewah anda pindah rumah sakit.
Hanya saja manakala sumber kebahagiaan itu dijalankan tanpa merasa bertentangan dgn tanggung jawabnya, maka orang itu masuk pada golongan berbahagia di atas penderitaan orang lain.
Contoh yg paling Gress itu SBY. Dia adalah presiden yg masuk Guiness book of records karena hanya dia selama menjabat 10 tahun bisa menghasilkan 5 album rekaman. Sementara rakyatnya di Papua sana membeli bensin dgn harga 10-15 kali lipat dari Jawa.
Kenapa disebut kebahagiaan SBY diatas derita rakyat Indonesia. Ya karena tanggung jawabnya belum selesai dia malah bisa nyanyi. Termasuk mangkrakisasi puluhan proyek yg saat ini ditegur Ibas via Jokowi.
Nah, Ibas beda lagi, dia bahagianya kalau selesai menasihati. Doktor lulusan IPB dgn IPK 4 ini sampai saat ini juga masih hangat di bahas bhw Ibas itu luar biasa. Bisa menulis tesis atau disertasi di tengah sibuknya sebagai anggota DPR, sibuk sebagai Sekjen partai yg notabene juga sibuk membuat penghargaan untuk bapaknya sendiri.
Trio wek² bapak anak ini ya kadang lucu, tapi ya kasian juga liatnya. Merekalah golongan manusia buruk muka cermin di belah.
Politisi kelas ginian yg mengisi ceruk pasar politik Indonesia membuat perpolitikan jadi tak bernilai dan korbannya adalah golongan rakyat yg bebal mikir.
Politik dinasti yg cenderung memaksakan keturunannya mengambil posisi menjadi pemimpin tanpa melihat kapasitasnya akan sangat membahayakan Indonesia. Negeri ini punya masa depan yg cemerlang setelah di repondasi oleh Jokowi sehingga harus di jaga jangan di kelola kelas kera yg habis makan pisang kulitnya berserak dimana².
Jadi gak usah serius² amat nanggapi kelas Ibas, karena kadang kita gak tau dia lagi mengigau atau meracau. Biarkan saja dia mau ngomong apa, nanti kan setelah ngomong dia juga lupa. Da da.
(Sumber: facebook Iyyas Subiakto)
Ya emang pelupa, jelas jelas yg bikin mangkrak bapak nya, yg Di nasehati malah Jokowi.