Oleh: Axtea 99
Hingga saat ini menjelang akhir penutupan pendaftaran Cagub untuk Pilkada DKI 2017 di KPU DKI, pemilik kursi terbanyak di DPRD DKI yakni PDIP dengan 28 kursi, secara resmi masih belum memutuskan sikap apapun.
Megawati Soekarnoputri, Ketua Umum DPP PDIP, dengan kesabaran tingkat dewa yang dimilikinya masih santai saja sambil menonton aksi parpol-parpol lainnya yang semakin gencar memprovokasi Mega untuk tidak mendukung Gubernur Petahana Ahok, yang tampak sudah mulai kegerahan dan cemas akut karena pilihan akhir mereka akan sangat bergantung kepada apapun keputusan akhir sang Godmother nanti.
“In politics, if you want anything said, ask a man; if you want anything done, ask a woman”, ujar Margaret Thatcher, mantan Perdana Inggris yang biasa disapa “Wanita Besi”. Rupanya, Megawati sangat faham dan percaya dengan kebenaran apa yang dikatakan oleh Thatcher, ini sehingga membiarkan para politisi parpol lainnya, bahkan kader-kader PDIP sendiri untuk ngomong sebebas-bebasnya sesuai dengan dinamika demokrasi yang sedang berjalan, tetapi dialah pada akhirnya nanti yang akan menentukan kearah mana pilihan dijatuhkan.
Tanggal 18 September 2016, Ketua DPP PDIP Bidang Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan, Djarot Saiful Hidayat mengungkapkan bahwa partainya telah membahas tiga bakal calon gubernur yang akan diusung pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang yang berasal dari aspirasi kader-kadernya sendiri yakni : 1. Gubernur Petahana Ahok 2. Tri Risma Harini, Walikota Surabaya 3. Komjen Pol. Budi Waseso, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN).
Masing-masing kader PDIP memiliki jagoannya sendiri untuk diusung pada Pilkada DKI 2017 ini yang sah-sah saja dan nantinya masing-masing argumentasi kader akan didiskusikan di Rapat DPP PDIP. Adapun Risma tidak jadi maju ke Pilkada DKI 2017, karena akan tetap bertugas di Surabaya.
Pernyataan Gatot ini senada dengan ucapan Risma tadi malam, yang menyebut sudah ada kesepakatan dengan Megawati untuk tidak maju nyagub di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang. Namun demikian Risma menyerahkan keputusan akhir kepada Takdir milik “Yang Diatas”, sebagai keputusan akhir.
Pernyataan Djarot dan konfirmasi Risma ini, bisa dimaknai sebagai sinyal kuat bahwa pada akhirnya Megawati akan memilih Gubernur Petahana Ahok dengan alasan dan pertimbangan yang matang sebagai berikut : 1. Gubernur Petahana Ahok, berada dinomor urut satu dari tiga bakal calon yang ada. 2. Elaktibilitas Ahok, meskipun sedikit menurun di minggu terakhir ini, namun masih tertinggi dibanding cagub-cagub lainnya. 3. Prestasi Ahok selama menjadi Gubernur adalah memuaskan sehingga program serta kebijakan nya layak untuk dilanjutkan demi kepentingan rakyat Jakarta. 4. Mayoritas masyarakat Jakarta masih menghendaki dipimpin oleh sosok tegas, bersih, suka berkerja keras dan anti korupsi yang melekat kepada Gubernur Petahana Ahok.
Sinyal keputusan Megawati ini bisa dimaknai bahwa Mega masih memiliki kesamaan chemistry dengan wong cilik yang diwakili oleh rakyat Jakarta yang merasa puas dengan kinerja dan pelayanan Gubernur Ahok selama ini, dengan menampung aspirasi dan mengusung Calon Gubernur sesuai dengan kehendak rakyat Jakarta. Namun demikian keputusan final Megawati ini masih harus ditunggu hingga detik-detik akhir penutupan pendaftaran di KPU DKI.**
Sumber : kompasiana.com
Comment