by

Siapa Capres Terbaik

Oleh : Ahmad Tsauri

Event pilpres kali ini mungkin kita, saya sendiri, tidak perlu menggebu-gebu mendukung salah satu paslon seperti pilpres sebelumnya. Rasanya tidak ada alasan untuk itu.

Setidaknya secara garis besar karena dua alasan, pertama cara kerja keduanya, jika kelak terpilih, bakal seperti cara kerja birokrat pada umumnya, kecuali jika Gibran jadi capres bukan wapres ada harapan lain.

Kedua sama-sama mempunyai plus minus yang berimbang, Pak Ganjar prestasi dua periode di Jateng juga standar saja tidak prestigius dan wow banget, Pak Prabowo juga selama jadi menhan meskipun diawal mengesankan tapi diakhir banyak catatan seperti korupsi anak buahnya di Kementrian kelautan, food estat, dan ”dugaan penyimpangan” anggaran kemhan, demikian juga Pak Anis, selama memimpin Jakarta normal-normal saja, tidak sangat buruk tapi juga tidak sarat prestasi. Semua jika terpilih sebagai capres medioker saja.

Kesamaan ketiganya, bagi simpatisan atau jamaah Habib Luthfi bin Yahya semua relatif dekat dengan beliau. Pak Ganjar hampir 10 tahun menjabat sangat intens setiap ada kegiatan pasti suport, Prabowo sudah dekat sejak masih jenderal aktif dan Habib Luthfi masih aktif di Golkar dulu, apalgi Anis Baswedan khususnya 5 tahun menjabat laiknya anak asuh Habib Luthfi.

Saya kira yang terakhir ini diutarakan, sebab berbeda dengan pilpres 2014 yang berhadapan secara diametral, dimana satu Prabowo sebagai “orangnya” Habib Luthfi dan satu lagi “Jokowi” bukan orang Habib Luthfi, meskipun dipilpres 2019 perbedaan itu mencair, sampai beliau menjadi wantimpres di periode kedua.

Semoga pilpres 2014-2019 dan pilgub Jakarta tahun 2016 memberikan pelajaran kepada kita semua untuk merespon dinamika dan peristiwa politik dengan proporsional dan biasa saja.

Sumber : Status Facebook Ahmad Tsauri

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed