by

Saat Prof Quraish Shihab Bicara Bumi Datar dan Kencing Onta

“Jadi, (kata) menjadikan untuk menjadi manfaat. Diambil manfaatnya,” kata Quraish.

“(Contohnya) Allah berkata: Kami jadikan laut untuk ini. Untuk diambil manfaatnya. Tapi kalau Kami ciptakan itu berbeda dengan menjadikan,” sambungnya.

Perbedaan kata yang digunakan dalam Al Quran tersebut dijadikan Quraish Shihab menjawab pertanyaan kesimpangsiuran pengunaan ayat yang selama ini dikutip untuk menegaskan bumi datar.

“Yang Al Quran sebut datar itu spesifik menjadikan, bukan menciptakan?” tanya Najwa.

“Itu dua hal yang berbeda. Di sinilah ketelitian Al Quran. Di sini digunakan menjadikan, di sini digunakan menciptakan,” jawab Quraish.

Kencing Unta dan Vaksin

Selain percakapan mengenai dua hal tersebut, masih ada lagi yang dibahas oleh ayah dana nak ini. Mereka juga membahas mengenai beberapa berita yang tengah viral, yaitu khasiat kencing unta dan vaksin.

“Pertama, kita tidak bisa mengingkari dari ilmu hadits bahwa Nabi pernah mengizinkan beberapa orang, yang boleh jadi kekurangan air, minum air seni unta bersama susunya. Pengobatan yang diajarkan nabi itu sesuai dengan perkembangan masa nabi,” katanya

“Sehingga bisa jadi ada pengobatan masa kini yang justru lebih baik dari apa yang pernah dilakukan oleh nabi,” imbuh ulama sepuh itu.

Menegaskan pendapatnya, Quraish juga menyebuh bahwa hal itu disepakati oleh hampir semua ulama.

“Walaupun mereka tidak melarang melakukan apa yang dilakukan oleh nabi. Tapi bisa jadi ada yang lebih hebat,” ujarnya.

Selain dari sisi perkembangan ilmu tersebut, Quraish juga membahas mengenai sudut pandang dalam agama.

“Kedua, salah satu tujuan turunnya agama itu, memelihara agama antara lain dari image buruk. Terkadang ada hal-hal yang perlu dilakukan tapi kalau menimbulkan image buruk, sebaiknya jangan dilakukan,” ungkapnya.

“Apakah kemudian itu sama dengan vaksin? Ini kan selalu menjadi kontroversi, boleh atau tidak, halal atau haram,” tanya Najwa kembali.

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Quraish mengajak kita untuk melihat bahan-bahan yang digunakan dalam suatu vaksin.

“Kita lihat vaksinnya bagaimana. Apakah bahan-bahannya terambil dari bahan-bahan yang haram atau tidak,” ujarnya.

“Kalau terambil dari bahan-bahan yang haram, terlarang. Itupun kita garis bawahi, kalau ada vaksin yang sangat dibutuhkan dan terambil dari bahan haram, itu kalau sangat dibutuhkan demi memelihara jiwa, boleh dilakukan,” imbuhnya.

Ulama senior ini menyimpulkan bahwa penggunaan vaksin tak serta merta dilihat dari bahannya saja. Dia menggarisbawahi bagaimana tingkat kebutuhan terhadap vaksin tersebut.

“Harus spesifik diteliti terlebih dahulu,” tutupnya.

Sumber : Kompas.com

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed